Lihat ke Halaman Asli

Yon Bayu

TERVERIFIKASI

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Sandiaga "The Next Bung Hatta" Bukan Klaim Haram

Diperbarui: 27 Oktober 2018   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sandiaga Uno dan Gustika Fardani Jusuf. Foto: ist/tribunnews.com

Sulit mencari persamaan Sandiaga Salahuddin Uno dengan proklamator yang juga Wakil Presiden RI 1, Muhammad Hatta. Jika pun tidak seperti langit dan bumi, beda keduanya sangat tajam dari semua sisi. Tetapi bukan berarti Sandiaga Uno tidak boleh dianggap sebagai "model baru" Bung Hatta. Mengapa?

Tidak ada yang salah dari pernyataan Koordinator Jubir Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak. etika mengatakan Sandiaga seperti model baru, bagian baru, dari Bung Hatta. 

Sebab Bung Hatta merupakan bapak bangsa milik seluruh rakyat Indonesia. Jadi jangankan rakyat Indonesia, bule pun boleh mengklaim dirinya, atau menunjuk orang lain sebagai model baru atau titisan atau the next Bung Hatta.

Semua orang sudah paham akan hal itu. Buktinya tidak ada yang meributkan ketika dalam video yang sama, bahkan tarikan nafas yang sama, Dahnil menyebut capres Prabowo Subianto sebagai "model baru" Presiden RI 1 Ir. Soekarno sekaligus Panglima Besar Jenderal Soedirman. Bung Karno bukan lagi milik sekelompok orang, sekelompok golongan, terlebih keluarganya. Semua orang boleh memiliki keinginan untuk meniru bahkan bercita-cita menjadi the next Bung Karno.

Lalu apakah salah ketika Gustika Fardani Jusuf, cucu Bung Hatta, mencuit ketidaksukaannya kepada klaim Dahnil? Tentu saja tidak. Gustika boleh menolak klaim tersebut baik didasarkan pada posisi dirinya sebagai bagian keluarga besar Bung Hatta maupun sebagai rakyat Indonesia. Sah-sah saja Gustika baper hingga "ingin muntah" mendengar klaim Dahnil. Tidak salah pula ketika Wakil Direktur Relawan Jokowi-Amin, Deddy Sitorus menyebut klaim Dahnil sebagai wujud kegagalan bernalar yang parah.

Namun Gustika dan juga kubu Jokowi tidak bisa melarang klaim Dahnil. Kita tidak bisa melarang seseorang untuk mengklaim dirinya atau orang lain seperti tokoh-tokoh bangsa. Bahwa klaimnya tidak benar, karena wataknya, perbuatannya atau pemikiran justru bertolak-belakang, biarkan masyarakat yang menilai. Itulah esensi sebenarnya dari demokrasi.

Tanpa mengurangi hak konstitusional Dahnil untuk menyuarakan pendapatnya, mari kita bandingkan profil Sandiaga dengan Bung Hatta, terutama dari pemikiran dan sisi konsep ekonominya.

Bung Hatta adalah sokoguru koperasi Indonesia. Bung Hatta yang dikenal dengan konsep ekonomi kerakyatannya  Dalam disertasi berjudul "Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta (1926-1959)" Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyebut konsep ekonomi kerakyatan adalah konsep politik-perekonomian yang memusatkan pembangunannya pada rakyat. Konsep ini menempatkan koperasi sebagai medium pencapaian hasil, tanpa mengesampingkan peranan pasar dan negara.

Lalu konsep ekonomi seperti apa yang ditawarkan Sandiaga Uno? Belum banyak potongan pemikiran Sandiaga yang bisa dikumpulkan sebagai embrio konsep ekonominya. Namun Sandiaga pernah menggagas OKE OCE yang kemudian diterapkan ketika menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. Konsep OKE OCE adalah membangun kewirausahaan (entrepreneur) secara mandiri. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dengan menyediakan berbagai kemudahan, termasuk regulasi, pelatihan, tempat usaha  hingga permodalan.

Koperasi menekankan pada bangunan ekonomi secara kolektif, sedang OKE OCE menekankan pada kemandiarian ekonomi individu. Koperasi menekankan pentingnya gotong-royong, sementara OKE OCE memaksa antar individu bersaing secara bebas. Dengan bahasa lain, koperasi lebih dekat dengan konsep ekonomi sosialis, sedang OKE OCE perwujudan nyata dari konsep ekonomi liberalisme.

Dengan demikian konsep ekonomi Bung Hatta dengan Sandiaga Uno bertolak-belakang, sebagaimana background keduanya. Bung Hatta dikenal sebagai negarawan yang hidupnya sangat sederhana, sedang Sandiaga seorang pebisnis sukses yang sejak muda kakinya "tidak menginjak tanah".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline