Lihat ke Halaman Asli

Yobin Diniharis

Penikmat kopi yang tak kunjung pandai. Hobby bermeditasi.

Aksara Kehidupan

Diperbarui: 22 Februari 2023   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Alur cerita perjalanan terus mengepul dalam benak, segala rasa telah andil mewarnainya.


Kertas putih sudah setia menunggu coretan garis-garis aksara bermakna.


Ruang dan waktu tak kunjung tepat, dalam segala pergulatan medannya.


Begitulah, begitulah.

Begitulah, dan begitulah seterusnya.


Malam terus berlarut menuju pagi yang dingin.

Kopi habis menyisakan ampas, mengakhiri percumbuan.

Segala kata dan makna yang telah teruntai hilang begitu saja, seolah terhapus oleh angin dingin.

Istirahatlah wahai kata-kata!
Istirahatlah wahai ambisi-ambisi!
Istirahatlah wahai jiwa yang lelah!
Mari tidur terlelap!


Bangunlah nanti, hingga kau seduh kembali kopi hitam.

Untuk diteguk, bersama impian yang menanti.
Raihlah segala keridhan-Nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline