Lihat ke Halaman Asli

Review "Duka Sedalam Cinta", Kala Takdir di Luar Dugaan

Diperbarui: 24 Oktober 2017   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@SubyIna on instagram

Perjalanan anak manusia adalah sebuah guratan takdir yang telah ditentukan kemana dia akan berlabuh. Perjalanan itu bisa sangat panjang dan berliku atau singkat saja dan lurus. Pada akhirnya ujung semua perjalanan itu adalah takdir itu sendiri. Menemuinya di ujung, berarti menghentikan semua langkah yang telah tertoreh dalam guratan cinta dan duka.

***

Apa film yang paling saya tunggu-tunggu di tahun ini? Thor Ragnarok? Justice League? Pitch Perfect 3? Pengabdi Mantan, eh Setan? Atau apa? Bagi yang sudah kenal dengan saya pasti tahu. Ya, film yang paling saya tunggu-tunggu tahun ini adalah DUKA SEDALAM CINTA!

Film apaan tuh? Bagi kalian yang pernah dengar film Ketika Masa Gagah Pergi pasti akan langsung nyambung dengan film ini. Ya, film ini adalah kelanjutan dari film Ketika Mas Gagah Pergi yang heboh itu. Kelanjutan petualangan Gagah dan Gita dalam konflik kakak beradiknya. Semuanya akan "diselesaikan" dalam Duka Sedalam Cinta ini. Nah, dari mulai Premiernya di deket rumah saya, sampai hari keempat ini, total saya sudah menonton sebanyak 6 kali! OMG! Tapi saya jamin, dalam penulisan review ini saya akan jujur dan gak menulis dengan kecintaan membabi buta. Jadi dijamin gak buat akal-akaln doang gitu.

Film dibuka dengan narasi dari Mas Gagah yang sedikit flashback pada saat beliau praktek kerja lapangan di Ternate. Disini diceritakan kalau ternyata eh ternyata pas Mas Gagah jatuh dari tebing itu, sebelum jatuh ke laut dia ditolong oleh seseorang (no spoiler).  Kemudian takdir itulah yang membawanya bertemu dengan Kiyai Ghufron dan adiknya. Narasi pun diambil alih oleh Yudhi alias Mas Fisabilillah ketika dia akan berorasi di sebuah bis metromini. Takdir pun kembali hadir menghampiri Yudhi yang ditusuk pisau saat ingin melerai remaja yang sedang tawuran (dari sini aja saya sudah berdecak kagum, mindah-mindahin narasi itu "gak biasa" banget loh!). Lalu narasi menuju Gita yang merasa jadi "korban" sang kakak. Namun lambat laun semuanya menuju pada titik temu pada jalan yang mereka lalui bersama-sama. Ujungnya, takdirlah yang menentukan akhir dari kisah semua tokoh yang ada (saya gak perlu ceritain lagi ya, enaknya langsung ditonton aja!).

Awalnya saya menonton film ini saat premier di Kota Kasablanka XXI karena "dipaksa". Awalnya saya cuma mau datang pas premier aja tapi gak mau nonton karena bener-bener mau nonton di hari pertama. Tapi karena penasaran akhirnya saya nonton juga.

Reaksi awal saya langsung berbunga-bunga. Di awal-awal aja saya udah nangis sesegukan pas theme song "Jalan Yang Kupilih" terdengar. Itu bener-bener bikin mata basah. Terus momen Gita dan Gagah baikan juga bikin mewek, bagi saya itu adalah moment yang unforgetable dan golden scene bagi saya. Di momen itu akting Hamas bener-bener keren! (I love you full Hamas!) Beradegan kakak adik yang begitu akrab tanpa harus bersentuhan satu dengan yang lain. Sosok Hamas jadi bener-bener, MAS GAGAH bangetss!! Ditambah lagi dengan akting Aquino Umar yang FLAWLESS! Udah itu beneran adegan yang bener-bener nyata. Mata saya ikutan basah lagi. Hiks...

Pada saat adegan "Oh, kalau yang itu sudah meninggal dunia", ini bener-bener bikin AWKWAR moment bangets! Antara sedih Mas Fisabilillah dikabarkan sudah meninggal dan kocak liat reaksi Gita yang melongo gitu...hahaha... The next "tissu moment" itu pas.... Ah, udahlah ya klo diceritain jadi spoiler. Pokoknya disini saya bener-bener butuh tissu, bentar-bentar nangis, bentar bentar ketawa ngakak, eh nangis lagi. Nonton awal ini saya bener-bener takjub deh... Apalagi ditambah pemandangan alamnya yang dieksplor abis tiada henti tiada tara. Wuiihhh.... Langsung deh masukin berenang-renang di Pulau Gagah dan jadi anak pantai di Halmahera Selatan ke dalam Bucket List.

Nah, sekarang kita bahas kelebihan dan kekurangan dari film ini ya! Seperti yang saya tulis di awal, saya akan menulis dengan jujur tanpa embel-embel kalo saya ini adalah KMGP-freak! Lol! Kita mulai dari menulis kekurangannya ya!

Pertama yang saya soroti dari film ini adalah cerita yang terlalu padat jadi mesti cepat-cepat menikmatinya. Istilahnya full up in short time. Maunya film ini dibuat lebih panjang lagi tanpa harus ada next sequel nya. Jadi berasa kurang aja selama 86 menit penayangan. Pengennya satu bulan 5 hari...hahaha....

Kedua, cerita yang bikin shock! Lagi seneng-senengnya sama Gagah and Gita eh ternyata.... Lagi seneng2nya sama Gita, eh ternyata.... Pokoknya pengen gigit balok aja deh...hahaaha..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline