Mohon tunggu...
Yass Ferguson
Yass Ferguson Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review "Duka Sedalam Cinta", Kala Takdir di Luar Dugaan

24 Oktober 2017   23:04 Diperbarui: 24 Oktober 2017   23:35 2052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@SubyIna on instagram

Ketiga, sad moment di switch nya kecepatan.... Mau yang meleleh-leh gitu... yang air ata bisa sampai seember...heheh... jadi feel pas lagi sedih diswitch ke yang lain kecepatan, padahal lagi asyik nangis dan cari2 tissu, eh udah ada adegan yang lain.

Keempat, ternyata yang berubah bukan cuma Mas Gagah, tapi musiknya juga banyak yang berubah. Kayak misalnya musik yang di KMGP pas Mas Gagah ngajak mama ke Rumah Cinta, di DSC jarang banget tampil, padahal menurut saya itu musik sederhana yang selalu terngiang2 kalo kata Mas Gagah disebutkan. Jadi banyak musik yang di KMGP ada, tapi di DSC jarang dijadikan backsound.

Mungkin saya hanya menemukan beberapa hal kecil itu aja, not major mistakes sih. Tapi bagi die hard fans kayak saya jadi gak dapet melow nya. Sekedar catatan, saya nonton berkali-kali jadi saya bisa melihat film ini secara details. Kalo cuma sekali trus nulis review and ratingnya jelek, yah, gak banget deh!

Nah, sekarang bagian kelebihannya yang bikin saya bilang WOW pada film ini.

Pertama, film ini bisa ditonton tanpa perlu menonton film yang pertamanya. Jadi bisa dikatakan film ini bisa berdiri sendiri. Flashback scene nya pun dipilih yang mewakili keseluruhan dari cerita yang pertama jadi gak bikin bingung. Golden scene yang ada di film pertama ditambilkan lagi agar penonton tau apa yang dimaksudkan. Bagi penonton KMGP udah pasti flashback itu jadi semacam reuni kecil setelah 2 bulan 18 hari eh 1 setengah tahun ditinggal sama Mas Gagah. Kamu bayangin aja bikin film sequel tapi penonton tanpa perlu tau yang pertama masih dapat feel nya, gimana gak keren coba!

Kedua, jalan cerita yang... OMG, are you serious this is Indonesia movie? Karena alurnya bener2 linear dan endingnya yang gak tertebak sama sekali, even buat KMG freak kayak saya. Sampai saya harus meyakinkan diri, "Ini serius endingnya kayak begini?" Bener-bener gak nyangka deh. Semua tokoh pun tereksplor dengan baik sesuai dengan porsinya masing-masing. Jika di KMGP yang terekspor Gagah dan Gita, disini semua tokoh kebagian peran masing-masing dan tereksplor dengan baik. Kita jadi mengenal tokoh Nadia, Kiyai Ghufron, dll yang di KMGP belum memunculkan batang hidungnya. Setiap karakter unik dan mempunyai hal yang berbeda-beda. Keren deh!

Ketiga, film yang penuh dengan kata-kata puitis dan quotes ciamik. Bahkan dari narasi yang dibacakan masing-masing tokoh aja saya bisa bilang ini film romantis dan puitis abis. Semua kata-kata puitis itu tersalurkan dengan gambar-gambar yang mewakili perasaan tokoh masing-masing. Seperti gambar deburan ombak, dua keong laut, burung camar, dll. Sampe saya tuh membelalakan mata loh liat gambar2 unusual itu.

Keempat, gambar yang menyajikan keindahan Ternate dan Halmahera Selatan bikin WOW bangets! Dulu awal KMGP muncul, saya langsung mengubah mindset saya kalau travelling gak harus ke Luar negeri terus. Melihat keindahan alam Ternate yang diceritakan di KMGP bikin saya masukin Ternate sebagai local travel destination. Eh, belum kesampaian pergi kesana, tau-tau saya mendapatkan keindahan alam Halmahera Selatan dalam film ini. Udah deh saya makin ter-deescekan karenanya. Hiks. 

Gimana gak mupeng, kalo sepanjang film diputar disajikan pemandangan yang indah-indah dengan angle pengambilan gambar yang gak biasa-biasa aja. Itu beneran deh bikin mupeng tingkat kelurahan. Scene Gagah Yudi naik boat melintasi masjid dengan sunset di depannya, pengambilan scene terakhir dengan menonjolkan air yang biru dan pantai yang putih, dan masih banyak lagi. Kalau film ini ditonton orang bule, udah pasti mereka bakalan mupeng juga.

Kelima, sarat muatan nasehat yang bikin hati (gw) adem (gak tau ya kalo yang lain, mungkin ada yang kepanasan.Lol). Gimana gak untung coba, saya dapat nasehat2 lewat tokoh2 di film ini yang ngena banget. Ada beberapa nasehat yang bikin saya terdiam dan berlinangan air mata (moment yang mana ya?). Ada yang bikin saya "jleb" langsung ke jantung. Ada yang bikin saya bergumam "kok ini gw banget ya?". Ada yang teringat "seseorang" yang ada di sana (hahaha...centil bingits!). Pokoknya moment tausiyahnya saya dapat banget deh! Kalaupun ada yang terasa menggurui, ya wajarlah ya, kan ceramah emang begitu. Masa ceramah pake joget2, kan gak mungkin ya? Mbak Dee (sintingbuku.blogspot.com) menulis : Kadang kita lebih mengkhawatirkan bagaimana kebaikan mempengaruhi kita dibanding ketidakbaikan yang seperti air bah menghantam keluarga kita; tanpa bisa kita bendung, tanpa kompromi, dari empat penjuru mata angin. Mungkin saya lebay, tapi itulah realita yang terjadi. Jadi, kebaikan juga harus selalu digelorakan dan anak remaja kita tidak jadi generasi bingung.Maka pas ada temen saya yang bilang : "Filmnya banyakan ceramah. Gw banyak nguap tadi pas ceramah,". Reaksi saya sih cuma bilang : "Keknya, elu mesti diruqyah deh!". Lol.

Masih banyak lagi sih sebenarnya yang pengen saya tulis tentang kebagusan film ini tapi bisa-bisa sampe 2 bulan 18 hari (mas gagah kaleee!).  Habis saya bener2 suka every single details of this movie sih. Sebagai movie maniac yang kerjaaannya nonton dan komentarin film2, saya sebenarnya julid loh untuk film2 yang ecek-ecek. Film hollywood aja bisa aye bilang "rubbish" apalagi film Indonesia. Tapi untuk DSC bener2 deh bikin saya jatuh cintaaaaaa.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun