Lihat ke Halaman Asli

Yanti Sriyulianti

Berbagilah Maka Kamu Abadi

Rumah KerLiP dari Waktu ke Waktu

Diperbarui: 12 Februari 2020   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam baru beranjak menuju fajar. Kedua jempolku masih menari-nari di atas HP. Banyak foto menarik dari akun-akun facebook relawan yang setia mengaktifkan Rumah KerLiP sejak 2010. 

Pertama, Iwang Supartika. Perempuan cantik tetangga belakang rumah ini lulus dari pendidikan jarak jauh S1 PAUD yang dibuka di selasar-selasar masjid. Ia tumbuh bersama dengan keluarga peduli pendidikan yang kami dirikan 25 Desember 1999 dengan semangat belajar yang luar biasa. "Iwang ngga bisa komputer, Bu. Tapi Iwang seneng ngasuh anak-anak kecil, " ujarnya saat datang ke Rumah KerLiP.

Kami berdua sepakat untuk menyediakan "uang jajan" setiap kali Iwang datang ke Rumah KerLiP. Tantangan pertama berhasil dihadapinya adalah belajar menyalakan komputer, memindai berkas-berkas, dan mengirimkan dokumen ke email. 

Lalu membawa Pustaka Sahabat Anak dan ragam perlengkapan lainnya untuk membuka Cafe Ilmu Gembira di Dago Car Free Day setiap hari Minggu pagi. Seiring dengan berjalannya waktu, Iwang menerima tantangan untuk membuka kelompok bermain sekaligus Bina Keluarga Balita di halaman Rumah KerLiP. 

Anak-anak pun berdatangan ke Rumah KerLiP 3 kali dalam sepekan. Iwang berhasil memanfaatkan sumber dan bahan pembelajaran yang tersedia untuk mengajak anak bermain dengan gembira di teras dan halaman Rumah KerLiP.  

Kegembiraan ini terhenti saat kami harus memperbaiki rumah karena atapnya ambruk terbawa angin kencang. Iwang sempat melanjutkan BKB nya di Dago Barat, rumah orangtuaku, tempat Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan didirikan. Rumah kecil di sudut gang buntu ini pun dipenuhi  anak-anak usia dini dan keluarga mereka. Setelah Iwang berhenti, Dina dkk relawan dari STKS melanjutkan kelompok bermain dan BKB ini di Dago Barat. 

Kedua, Nindya Puspa, alumni STKS. Anak muda dari Jakarta ini datang bersama Presiden BM STKS, Regy Oka Mahendra kan Taufik Akbar. Kami memberikan julukan Three Musketir kepada mereka. Ketiganya berhasil mengajak >65 mahasiswa STKS setiap tahunnya menjadi sahabat KerLiP. Runah KerLiP pun penuh dengan beragam kegiatan. Mereka meneruskan inisiatif Safari Gembira ke sekolah dan madrasah di sekeliling Rumah KerLiP.

Ketiga, Dede Sunarya...berlaniut




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline