Lihat ke Halaman Asli

Badriah Yankie

Menulis untuk keabadian

Berbuka dengan yang Manis: Manfaat atau Mudharat?

Diperbarui: 21 Mei 2019   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurma untuk berbuka (sumber: free image Pexcel.com)

Berbukalah dengan yang manis. Kalimat tersebut terdengar tidak asing bahkan digolongkan kedalam sunah atau dianjurkan. Mendengar kata manis, otak kita merespon dengan positif salah satunya dengan terbit air liur. Sesungguhnya, berbuka dengan yang manis atau mengandung gula itu harus dilakukan atau malah sebaiknya dihindari? Pertanyaan tersebut dijawab secara berimbang di bawah ini.

Pada saat berpuasa, cadangan gula dalam darah yang ada dalam tubuh kita secara perlahan menurun. Akibat gula darah menurun, maka kita merasa lemas, tidak bertenaga. Untuk memenuhi kebutuhan gula darah secara cepat, maka gula adalah jawabannya. Gula memberikan tenaga dengan cepat. 

Setelah makanan yang kita makan dan dicerna, kalori yang berada pada zat gula diubah ke dalam energi yang disebarkan ke seluruh tubuh, maka hilanglah seluruh rasa lemas diganti dengan rasa segar dan bertenaga. Melihat manfaat langsung dari makan makannan mengandung gula, maka lahirlah ajuran berbuka dengan yang manis.

Anjuran ini bukan berarti tidak mengandung resiko. Berbuka dengan segelas teh manis, bukan pilihan berbuka yang tepat. Pada segelas teh manis, walaupun dia mengandung gula, tidak ada nutrisi sama sekali. Berbuka dengan yang manis sangat berguna bagi tubuh jika makanan yang dipilihnya tepat. Makanan manis yang baik untuk berbuka diantaranya kurma, jus buah tanpa gula dan sop buah tanpa gula. 

Khusus untuk kurma, berdasarkan penelitian para ahli, kurma mengandung kalori, serta, protein, kalium, magnesium, copper, besi, dan vitamin B6. Bagaimana dengan jus atau sop buah? Kandungan kalori, protein, dan zat-zat lainnya tergantung pada jenis buahnya. 

Jika meminum jus apel misalnya, apel mengandung vitamin C, Vitamin B6, kalori, lemak tak jenuh ganda, serat, dan kaya antioksidan. Intinya memakan makanan yang mengandung sukrosa atau gula baik untuk pembuka puasa. Menjadi masalah jika kita mengkonsumsi pemanis buatan.

Selain memulihkan tenaga, menghilangkan lemas sehingga bisa nyaman ketika melakukan ibada malam. Berbuka dengan yang manis juga sangat baik. Sesuai namanya, makanan manis, jadi makanan itu enak. 

Bisa dibayangkan jika berbuka puasa dengan kolak pisang tanpa gula. Gula memang memegang peranan penting bagi tubuh. Beberapa jenis mineral dan gizi seperti posfor, kalsium dan magnesium berada pada gula. Sumber makanan alami yang mengandung gula seperti ini adalah tebu. Saat ini tidak mungkin kita memeras tebu untuk mendapatkan manfaat dari gula. 

Menggunakan gula yang terbuat dari tebu merupakan cara cerdik. Selalu, hindari pemanis buatan. Pemanis buatan bukan gula, melainkan zat kimiawi yang memicu diabetes, obesitas, dan sakit kepala.

 Berbuka dengan yang manis selain menjadi solusi bagi kebutuhan penggantian gula dalam darah. Namun hati-hati, mengkonsumsi gula secara berlebihan bisa menjadi masalah. Misalnya sop buah ditambah gula, ditambah susu kental, ditambah sirup, sehingga rasanya super manis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline