Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

(Fabel) Penghuni Hutan Memeluk Hujan

Diperbarui: 11 November 2021   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: jigsawsdelivered.com.au/Ravensburger

Beruang Madu meringkuk di gua menghindari air hujan yang rintik-rintiknya tadi sempat mengenai tubuhnya. 

Dia menguap lebar dan memejamkan mata, menikmati suasana dingin sambil memilih-milih nama siapa yang akan dia calonkan untuk Jungle Awards minggu depan.

Lalu terdengar suara Kanguru Emas berseru-seru, "Singa! Aku akan mencalonkan Singa! Dia sering membawakanku bengkuang yang manis. Aku pasti pilih Singa!"

Binatang-binatang yang lain asyik bersenderan di batang pohon eucalyptus deglupta yang batangnya berwarna seperti pelangi, tidak menghiraukan gerimis tipis yang jatuh lembut ke bulu mereka.

"Tapi Singa tidak tinggal di sini. Dia di sabana. J-Awards itu hanya untuk penghuni hutan, namanya saja jungle." sahut Kasuari Gelambir.

"Ah, sok bule, kamu. Bilang saja hutan pakai jungle segala," celetuk Celeng.

"Sekarang ini dunia sudah tak bersekat. Kamu mau pakai bahasa isyarat pun tidak ada yang melarang. Bukan mauku bahasa Inggris mendunia dan dipakai di hutan. Betul, tidak?" jawab Kasuari Gelambir.

Macan cepat menyahut untuk mengalihkan Celeng dan Kasuari Gelambir agar tidak bertengkar hanya karena bahasa. 

"Kang Mas, kalau kamu mau mencalonkan Singa boleh saja meski dia tinggal di sabana. Sabana, kan, hutan juga," katanya sambil menggoyangkan tubuhnya guna menghilangkan basah karena tetesan hujan.

Kanguru Emas bertepuk tangan. Senang dapat dukungan dari senior hutan.

Tiba-tiba Monyet datang dari gelantungan batang pohon mahoni sambil menenteng sesisir pisang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline