Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

Wartawan, Salah Satu Profesi Berisiko Tinggi yang Tak Bisa Work From Home

Diperbarui: 24 Maret 2020   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

New York Times melansir beberapa profesi yang paling rentan tertular Covid-19 yaitu tenaga kesehatan, guru, tenaga penjualan (sales), front liners (teller bank, kasir restoran, resepsionis dsb), full-time worker, dan pekerja di bidang pelayanan (termasuk didalamnya polisi, tentara, dan pemadam kebakaran).

Saya tambahkan dalam daftar itu: wartawan.

Saat Walikota Bogor Arya Bima dilaporkan positif Covid-19, dua puluh dua wartawan langsung menjalani isolasi karena beberapa hari sebelumnya menghadiri konferensi pers bersama Arya Bima.

Tim advokasi PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) lalu menuntut Arya Bima membiayai tes dan ganti rugi karena melakukan konferensi pers ketika berstatus ODP (Orang Dalam Pengawasan) sepulangnya dari Azerbaijan dan Turki.

Para wartawan memang tidak bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19 seperti dokter, perawat, dan paramedis. Mereka juga tidak memeriksa spesimen ODP seperti analis kesehatan laboratorium, namun mereka berhubungan dengan banyak orang yang berisiko tinggi membawa virus Corona.

Terjangkitnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan Covid-19 dapat menjadi bukti bahwa wartawan rentan tertular.

Tiga puluh wartawan yang melakukan kontak dengan Menhub langsung memeriksakan diri ke RSUP Persahabatan. Tetapi waktu itu (15-16 Maret 2020) RSUP belum siap menerima orang yang akan melakukan tes Corona dalam waktu bersamaan sehingga rombongan wartawan itu "ditelantarkan". 

Mereka kemudian datang ke RSPI Sulianti Suroso lalu diberitahu bahwa mereka adalah Orang Dalam Pengawasan. Hasil tes beberapa wartawan mengindikasikan tidak ada virus Corona tapi mereka diminta mengisolasi diri selama 14 hari.

Jika dokter, perawat, paramedis dan analis kesehatan punya alat perlindungan diri karena sudah tahu siapa dan apa yang mereka hadapi (pasien & spesimen), maka wartawan tidak. 

Perlindungan maksimal mereka adalah masker dan sarung tangan, atau paling maksimal lagi pakai kacamata pelindung. Kalau wartawan pakai baju hazmat tentu akan merepotkan karena mereka harus bergerak dinamis. Baju hazmat berat dan panas.

Sama dengan sales dan front liners, dalam satu hari seorang wartawan bisa berinteraksi dengan banyak orang yang tidak diketahui telah melakukan kontak dengan siapa saja sebelumnya. Kelihatannya orang yang mereka temui itu sehat karena tidak menunjukkan gejala, tapi bisa saja sudah ada virus Corona dalam tubuhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline