Lihat ke Halaman Asli

May Lee

Just an ordinary woman who loves to write

[Novel] You Are (Not) My Destiny [5]

Diperbarui: 15 November 2020   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • Yoo Seonho -- One Blue Star
  • Junggigo -- Only U
  • Seulgi & Wendy -- Only You
  • PRODUCE X 101 CRAYON -- Pretty Girl
  • Elaine -- Rain or Shine
  • SEVENTEEN -- Say Yes
  • RED VELVET -- See The Stars
  • ASTRO -- Should've Held On
  • Soyou & Junggigo - Some
  • Kim Jaehwan -- Some Days

SPECIAL APPEARANCE: Eun Sangyoo -> APRIL Naeun

BAEK CHOEUN'S POV

Tanggal 16 November yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kadang aku bersyukur pada betapa sibuknya aku di kafe belakangan ini sehingga menunggu tanggal itu ternyata jadinya tidak begitu lama. Aku berdiri bersama beberapa orang lainnya di depan kantor militer pelayanan masyarakat. Biasanya tempat ini tidak seramai ini, tapi perkecualian untuk hari ini dan beberapa hari biasanya, tentu saja. Seperti beberapa orang itu, aku juga memeluk buket bunga. Keluarga Heo mengutusku hari ini untuk menjemput Chungdae. Tadinya kukira aku akan pergi bersama mereka, tapi mereka rela membiarkan aku bersama Chungdae dengan catatan Chungdae pulang ke rumah malam ini. Apa yang mereka pikirkan... tentu saja aku akan menyuruh Chungdae pulang, memangnya aku akan menyekapnya di rumahku malam ini? Dan bus besar yang kami nantikan akhirnya tiba menjelang jam tiga sore. Langit agak gelap, aku curiga beberapa hari ini salju akan turun. Satu persatu orang turun dari bus itu disambut keluarga atau teman-teman mereka. Satu... dua... tiga... empat... ah! Chungdae menjadi orang kelima yang turun! Dia tampak menoleh kesana kemari, mungkin aku terlalu kecil untuk dilihatnya. Aku melompat dan melambai padanya.

"HEO CHUNGDAE!"

Aku heran dia tidak tersenyum atau tampak antusias saat melihatku, tapi dia tetap mendatangiku. Aku menyodorkan buket bunga ke dadanya, masih sambil tersenyum.

"Selamat pulang kembali!"

"Terima kasih," ucapnya singkat sambil mengambil buket bunga itu.

Rasanya aku kenal ekspresinya yang datar sambil menyipitkan matanya seperti ini. Aku memeluk lengannya manja sambil setengah menarik-nariknya.

"Chungdae-ku, kenapa? Ada yang kamu inginkan?"

Aku yakin kalau dia sekarang sedang bersungut-sungut. Entah apapun penyebabnya, lebih baik aku focus membuatnya tersenyum dulu sebelum dia bersungut-sungut sampai tiga empat hari dan aku akan dalam masalah besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline