Lihat ke Halaman Asli

Okky Dinova

TERVERIFIKASI

just your normal "weird" guy

[Resensi Film] Venom, Simbiosis Gagalisme?

Diperbarui: 7 Oktober 2018   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : fanboy


Prolog

Di jaman "now" dimana film-film superhero hadir layaknya "jamur di musim hujan", tidak heran jika beberapa kalangan (baca : kritikus) mulai "membenci" film-film Superhero karena tampil dengan formula yang sama secara terus-menerus. Beberapa Studio mulai mencoba membuat film Superhero dengan formula baru dan bulan ini penonton akan disuguhi "Venom" yang datang dari Sony selaku pemilik hak cipta Spider-man dkk sampai saat ini.

Untuk mereka para fans komik pasti sudah akrab dengan Venom yang menjadi salah satu musuh kebuyutan Spider-man, bahkan Venom adalah villain favorit saya dalam dunia Spider-man karena tampil "begitu mirip tapi sangat berbeda" dengan Spider-man XD. Venom sendiri juga sering tampil di dunia video game bersama Spider-man, yang paling memorable bagi saya adalah kemunculannya di "Marvel VS Capcom" yang lazim ditemui di beberapa arcade (baca : ding-dong) pada tahun 90an.

sumber : cuidadosp blog

(coba tebak di mana Venom XD ? )

Dalam dunia film Venom pernah muncul secara "terpaksa" di Spider-man 3 (2007) sehingga jangan heran jika dalam film ini Venom terlihat sangat menyedihkan (apalagi dari segi fisik -_-), ternyata hal ini terjadi karena pihak Sony yang memaksa Sam Raimi untuk memasukkan Venom pada Spider-man 3 -_-

sumber : time

11 tahun berlalu, bisakah Venom merebut perhatian penonton kali ini ??? jawabannya adalah YA sekaligus TIDAK karena film ini "kembali" dicap jelek oleh beberapa kritikus karena alasan klasik yaitu mengulangi formula yang sama. Saya sendiri sebagai fans Venom SANGAT KECEWA dengan film ini karena tidak bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh karakter Venom itu sendiri, film yang saya pribadi harapkan akan tampil "wah" layaknya "Logan" akhirnya malah tampil generik dan membuat saya mengerutkan kening sambil berkata...

"Gitu Doang....."

 Tapi sisi baiknya, bagi anda yang belum mengenal Venom dan (masih) senang dengan formula "monoton" film superhero akan terhibur dengan film ini karena tampil begitu "main aman" dari segala sisi.

Sudah Lama Tidak Ada Kontroversi

 bahkan sebelum rilis film "Venom" sudah memiliki 2 kontroversi yaitu :

  • perubahan rating "R" (17+) menjadi PG-13 yang membuat beberapa adegan kekerasan dalam film ini tampil minimalis, hal ini Sony lakukan dengan harapan Venom kelak bisa bergabung dengan MCU (Marvel Cinematic Universe), sebuah alasan yang terlihat "tolol" di mata saya karena ada beberapa film Superhero yang sukses meski memakai rating "R" (Deadpool dan Logan), mungkin alasan sebenarnya adalah Sony ingin "main aman" dengan Venom.
  • Ada banyak adegan yang dipotong (20-30 menit), aktor Tom Hardy sendiri berkomentar jika salah satu adegan favoritnya di film ini ikut terhapus. Sepertinya Sony ingin mengikuti strategi marketing DC mengeluarkan "Ultimate Edition" demi mengeruk lebih banyak uang tetapi harus mengorbankan kualitas (ingat Justice League ???)

Story

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline