Lihat ke Halaman Asli

Cerutumu Masih Berujung Merah

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kerak-kerak senja tak urung lesap terbuai adzan
cerutumu masih berujung merah ketika kau menanyakan kabarku
wajahku memerah dengan dada yang sesak
tak bisa ku jabarkan, sesak itu karena mulutmu yang berasap atau malah karena tanyamu

diam-diam ku lirik api yang selalu kau bawa, tidak kah kau mengerti
aku ingin menyiapkan api untukmu
kau tak pernah bertanya, dan aku dililit sungkan
tawaranku terbunuh remang senja, apiku untukmu memanas di telapakku

"rokok adalah budaya wong cilik, marginal, kesederhanaan desa"

tuturmu itu membuatku tersenyum, meski apiku tak pernah kau tahu
ada hal yang kelak akan ku ingat darimu

"cerutumu masih berujung merah"

Februari 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline