Lihat ke Halaman Asli

Syarifah Lestari

TERVERIFIKASI

www.iluvtari.com

Kambing Jantan Ibumu

Diperbarui: 17 November 2019   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

istockphoto.com

Pintu belakang dibukanya perlahan. Kakinya menendang pelan, tidak ingin ada suara ribut. Tapi kau memperhatikannya, sekira dua meter dari pintu kayu yang hanya dikunci dengan kayu kecil berporos paku.

Sekarang moncongnya telah masuk, lalu dengan mudah tubuhnya menyusul. Saat pandangan mata kalian bersirobok, ia menyeringai.

"Kenapa tidak bukakan pintu?" tanyanya.

"Memangnya kau siapa?" balasmu.

Ia  tertawa mengembik.

"Tutup lagi pintunya!" perintahmu. Sebab ayam tetangga ikut berdatangan di belakangnya.

Kambing itu menuruti titahmu, mendorong pintu dengan moncongnya, lalu memutar kancing kayu yang tadi ia buka.

Tidak ada apa-apa di rumah itu selain pakaian dan makananmu yang terlalu ala kadarnya. Itulah kenapa keamanan rumahmu hanya kauserahkan pada sepotong kayu kecil yang dipaku pada tiang pintu. Sekadar untuk menghindari ternak tetangga yang selalu semena-mena.

Lalu kalian saling diam. Tapi matanya terus memandangimu.

"Sudahlah, jangan bicara lagi. Aku tahu keinginanmu. Itu-itu lagi, tak masuk akal dan membosankan," rutukmu padanya.

"Aku kan tidak bicara. Kau yang mulai," jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline