Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Ihwal Standar Ganda Kita Menilai Kasus #YangGajiKamuSiapa

Diperbarui: 1 Februari 2019   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menkominfo, Rudiantara dalam acara tahunan Kominfo di Hall Basket Senayan, Jakarta Pusat (Foto: Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Pertanyaan "Yang Gaji Kamu Siapa?" oleh Menteri Kominfo, Rudiantara kepada salah satu ASN dalam acara internal Kominfo akhirnya berbuntut panjang. Seperti biasa, di dunia maya sontak terjadi kegaduhan.

Tagar #YangGajiKamuSiapa menjadi topik perbincangan teratas para pengguna twitter. Bila ditelusuri, kebanyakan mencela pertanyaan Menkominfo yang dianggap tak pantas disampaikan seorang pejabat publik.

Pertanyaan itu dinilai sangat arogan bahkan terkesan mengintimidasi ASN bersangkutan yang kebetulan berbeda pandangan politik dengan pemerintah.

Pada sisi lain, banyak pula yang mempertanyakan netralitas ASN bersangkutan sembari mengingatkan bahwa #ASNHarusNetral dalam konteks persaingan politik praktis. Dalam video yang beredar, kita memang melihat ASN tersebut sudah terang-terangan menyampaikan pilihan politiknya dalam forum terbuka.

Padahal beberapa kali Menkominfo sudah mewanti-wanti agar itu tak dikaitkan dengan kontestasi Pilpres. Kita hanya bisa menduga-duga apakah ASN tersebut memang "tidak nyambung" atau "terlalu nyambung" sehingga memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan pilihan politiknya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) secara khusus sudah membuat Siaran Pers No.24/HM/KOMINFO/02/2019, tanggal 1 Februari 2019 untuk menjelaskan kronologi "sebenarnya" sumber penyebab kegaduhan tersebut.

Apa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kegaduhan ini? Satu hal yang jelas, ini kian menunjukkan sikap kita yang memang gemar membuat standar ganda dalam menilai satu kasus/peristiwa. Ini sudah menjadi kebiasaan.  

Kita sulit bersikap adil karena pada dasarnya kita makhluk yang masih harus belajar lebih dalam lagi untuk (meminjam istilah Pramoedya) "adil sejak dalam pikiran". Seolah-olah kita ingin menegakkan idealisme atau netralitas, namun ternyata kita malah terjebak untuk sekadar memojokkan satu pihak saja.

Sebenar-benarnya, masing-masing pun tentunya sudah memiliki pandangan/pilihan politik sendiri. Yang membedakannya, sebagian berani mengungkapkannya secara terbuka di hadapan publik, seperti yang dilakukan ASN Kominfo tersebut. Sebagian lagi, lebih memilih menahan diri untuk tidak mengungkapkannya secara langsung.

Dalam peristiwa #YangGajiKamuSiapa sebenarnya masalahnya sederhana saja asal kita tidak terlalu bernafsu untuk menyerang satu pihak sembari melindungi/membela pihak yang lain.

Bila standar yang kita gunakan adalah netralitas, maka jelas bahwa baik Menkominfo dan ASN tersebut sama-sama salah dan tak patut dibela.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline