Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ihwal Standar Ganda Kita Menilai Kasus #YangGajiKamuSiapa

1 Februari 2019   21:40 Diperbarui: 1 Februari 2019   22:08 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkominfo, Rudiantara dalam acara tahunan Kominfo di Hall Basket Senayan, Jakarta Pusat (Foto: Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Pertanyaan "Yang Gaji Kamu Siapa?" oleh Menteri Kominfo, Rudiantara kepada salah satu ASN dalam acara internal Kominfo akhirnya berbuntut panjang. Seperti biasa, di dunia maya sontak terjadi kegaduhan.

Tagar #YangGajiKamuSiapa menjadi topik perbincangan teratas para pengguna twitter. Bila ditelusuri, kebanyakan mencela pertanyaan Menkominfo yang dianggap tak pantas disampaikan seorang pejabat publik.

Pertanyaan itu dinilai sangat arogan bahkan terkesan mengintimidasi ASN bersangkutan yang kebetulan berbeda pandangan politik dengan pemerintah.

Pada sisi lain, banyak pula yang mempertanyakan netralitas ASN bersangkutan sembari mengingatkan bahwa #ASNHarusNetral dalam konteks persaingan politik praktis. Dalam video yang beredar, kita memang melihat ASN tersebut sudah terang-terangan menyampaikan pilihan politiknya dalam forum terbuka.

Padahal beberapa kali Menkominfo sudah mewanti-wanti agar itu tak dikaitkan dengan kontestasi Pilpres. Kita hanya bisa menduga-duga apakah ASN tersebut memang "tidak nyambung" atau "terlalu nyambung" sehingga memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan pilihan politiknya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) secara khusus sudah membuat Siaran Pers No.24/HM/KOMINFO/02/2019, tanggal 1 Februari 2019 untuk menjelaskan kronologi "sebenarnya" sumber penyebab kegaduhan tersebut.

Apa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kegaduhan ini? Satu hal yang jelas, ini kian menunjukkan sikap kita yang memang gemar membuat standar ganda dalam menilai satu kasus/peristiwa. Ini sudah menjadi kebiasaan.  

Kita sulit bersikap adil karena pada dasarnya kita makhluk yang masih harus belajar lebih dalam lagi untuk (meminjam istilah Pramoedya) "adil sejak dalam pikiran". Seolah-olah kita ingin menegakkan idealisme atau netralitas, namun ternyata kita malah terjebak untuk sekadar memojokkan satu pihak saja.

Sebenar-benarnya, masing-masing pun tentunya sudah memiliki pandangan/pilihan politik sendiri. Yang membedakannya, sebagian berani mengungkapkannya secara terbuka di hadapan publik, seperti yang dilakukan ASN Kominfo tersebut. Sebagian lagi, lebih memilih menahan diri untuk tidak mengungkapkannya secara langsung.

Dalam peristiwa #YangGajiKamuSiapa sebenarnya masalahnya sederhana saja asal kita tidak terlalu bernafsu untuk menyerang satu pihak sembari melindungi/membela pihak yang lain.

Bila standar yang kita gunakan adalah netralitas, maka jelas bahwa baik Menkominfo dan ASN tersebut sama-sama salah dan tak patut dibela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun