Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Menyoal Harga Makanan di Bandara yang "Super" Mahal

Diperbarui: 22 November 2018   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pixabay)

Pengalaman ini mungkin banyak yang mengalami. Saat berada di gedung bandara, tiba-tiba perut terasa lapar. Mungkin karena memang belum sempat makan di rumah, terburu-buru langsung berangkat menuju bandara agar tak ketinggalan pesawat. Mungkin juga karena menunggu jadwal keberangkatan yang ditunda terlalu lama.

Kaki pun melangkah menuju gerai yang menjual makanan. Karena merasa sudah biasa dengan merek dan jenis makanan yang ditawarkan, lalu kita mulai memesan. Pesanan makanan datang, mulailah bersantap ria sampai perut kenyang.

Tibalah saat pembayaran. Kasir menyebutkan nominal harga yang harus dibayar. Sungguh kaget bukan kepalang, nominal yang disebutkan ternyata jauh dari perkiraan, bahkan berlipat kali jumlahnya. 

Rasa lapar yang baru berganti menjadi kenyang, kini mendadak berubah lagi menjadi kaget dan kesal. Namun mau tak mau, itu tetap harus dibayar.

Mengapa harga makanan (dan minuman) di bandara bisa berlipat kali jumlahnya bila dibandingkan harga makanan di luar bandara, meskipun jenisnya persis sama? 

Ambil contoh, satu porsi bakso yang biasa kita nikmati dengan harga di kisaran belasan ribu rupiah, namun saat di bandara, kita harus membayar harga sampai enam puluhan ribu rupiah.

Satu botol air mineral yang biasa kita beli di luar hanya dengan harga tiga sampai empat ribu rupiah, tapi di bandara, harganya bisa berubah empat sampai lima kali lipat mahalnya. 

Harga satu porsi makanan lengkap sayur dan lauk di bandara bisa setara dengan harga makanan yang harus kita bayar saat mentraktir 3-4 orang teman makan di luar dengan jenis menu yang sama.

Saat mempersoalkan harga makanan di bandara yang "super" mahal, mungkin akan banyak yang nyinyir dan berkata, "Kalau gak sanggup bayar, gak usah makan. Kalau lapar, ya ditahan".

Ilustrasi (Foto: Merdeka.com/arie basuki)

Atau berbagai alasan pembenar bahwa harga makanan yang mahal di bandara adalah kewajaran. Alasan sederhana bahwa para pengusaha makanan di bandara tentu memang harus cari untung ditambah lagi harus membayar mahal sewa lapak yang ditempati. 

Seberapa mahal uang sewa yang harus dibayar, tentu hanya mereka dan pihak pengelola bandara yang tahu.

Baiklah, tentu kita sepakat soal motif mencari untung dan sebagainya. Namun, akan tetap ada rasa mengganjal dalam hati, ketika jenis makanan dan minuman dengan merek sama yang dijual di bandara kok bisa harganya berlipat kali lebih mahal dibandingkan harga yang biasa kita dapatkan di luar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline