Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Dahulu, Balonku Ada Lima

Diperbarui: 11 Maret 2017   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: http://makananjugaseni.deviantart.com 

dahulu, balonku ada lima begitu riang dinyanyikan
dilantunkan lentik lidah anak-anak
di rumah
di bangku sekolah
atau dimanapun mereka inginkan

suara polos yang begitu kekanakan
menampakkan keceriaan
tanpa beban
diselingi dengan permainan-permainan
sederhana, mengasyikkan dan penuh kebersamaan

ya, itu dahulu kawan
masa-masa yang telah lama silam
sebelum teknologi teramat sangat berkembang
yang suka tak suka
menuntut perubahan pola pikir dan kepribadian
pun terkesan dipaksakan

dan kini, zaman benar-benar nyata berubah
balonku ada lima
nyaris tak lagi ada yang menyanyikan
kecuali di sekolah-sekolah dan di rumah
mungkin, kalaupun ada diajarkan

dan balon
ah, balon tak lagi menjadi mainan yang mengasyikkan
tergantikan oleh permainan-permainan
yang suka tak suka
telah menghilangkan rasa kebersamaan

dan kini, di sini yang aku lihat aku dengar dan aku rasakan
anak-anak jauh lebih suka
menyanyikan lagu-lagu dewasa
lagu-lagu tentang apa-apa yang belum saatnya mereka tahu
dan mereka lakukan

dan kini, entah
tak ada lagi yang dapat aku katakan

Bengkulu, 10 Maret 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline