Lihat ke Halaman Asli

Defi Aryani

Guru, Penulis, Founder @galaksi_aksara_kita

Apa Kata Semesta Saat Tak Ada Janin?

Diperbarui: 29 Agustus 2021   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak. Sumber: Unsplash

Wanita berhak menentukan dia mau jadi apa? Selanjutnya, wanita bisa memilih resiko yang dia hadapi. Semua tidak berdampak ketika tidak diberitakan, namun akan sangat viral ketika pendapat tersebut jadi trending apalagi opininya jauh dari budaya yang mendarah daging.

Kebebasan berpendapat sejauh ini akan berpengaruh pada penerima informasi. Dampaknya seperti satu keping mata uang yang berlainan sisi. Ada sisi positif tentu berimbang dengan efek negatif informasi yang diberikan. 

Seperti pendapat tidak ingin mempunyai anak. Apakah orang yang berpikiran demikian sepenuhnya salah? Bisa jadi pendapat tersebut memang dilandasi sejarah masa lalu yang tidak ingin diulang di masa depan.

Wanita akan sangat wajar ketika merindukan seorang anak. Lalu akan bahagia ketika mendapatkan anak. Akan tetapi, menjadi tanda tanya besar saat wanita tidak menginginkan anak dalam hidupannya.

Janin pada wanita diibaratkan sebuah harapan masa depan. Seorang anak bukan hanya sebuah investasi, lebih dari itu seorang anak akan jadi penerus cita-cita dari orang tuanya. 

Semua tidak akan terjadi ketika wanita mandiri merasa tidak perlu ada anak. Wanita akan merasa baik-baik saja dan menikmati zona nyaman. Buat apa ada anak, sudah ada harta dan popularitas. 

Bisa jadi adanya anak membuat sibuk atau mungkin merepotkan. Wanita demikian berpikir bahwa anak bukan tujuan, karena fokus kemandirian wanita tersebut pada kemapanan dan totalitas dalam karir yang diemban.

Kita tidak perlu menyalahkan ataupun membuat pembenaran diri sendiri. Setiap wanita berhak menentukan hidupnya. Wanita akan mampu menjadi value di masyarakat baik punya maupun tidak ingin punya anak. 

Ibaratnya, buat apa punya anak ketika setelah menjadi ibu kita masih emosi menanggapi perilaku anak. Kalaupun belum ada anak, bisa jadi wanita malah memberikan waktunya untuk anak orang lain yang membutuhkan kasih sayang orang tua.

Semesta akan terus berjalan ketika masih ada janin yang menjalani roda kehidupan. Lalu, janin seperti apa yang akan kita siapkan untuk menatap masa depan tanpa luka masa lalu orang tuanya?

  • Jika menikah, pastikan kemauan pasangan tentang keberlangsungan masa depan. Mau atau tidaknya punya anak bisa jadi diskusi utama.
  • Jika sudah menikah, keputusan mempunyai anak jadi tanggung jawab bersama. Namun saat belum ada anak, Tuhan memberikan kesempatan sabar untuk menantikannya.
  • Jika menikah lalu banyak anak, berikan kehidupan yang layak untuk keluarga. Karena sebuah keluarga akan sangat bermakna ketika anak mampu mendapatkan hak hidup bahagia.

Janin, merupakan muara membentuk keluarga yang sempurna. Ada dan tidaknya di era digital ini bisa dirundingkan dengan sangat bijak tiap pasangan. Semua berhak memilih, namun resiko tetap berjalan. Selamat memilih!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline