Lihat ke Halaman Asli

Akhlis Purnomo

TERVERIFIKASI

Copywriter, editor, guru yoga

Eksperimen Menulis Saya dengan ChatGPT

Diperbarui: 22 Januari 2023   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis dengan ChatGPT: Yes or no? (Foto: Pexel.com)

PENGGUNAAN Kecerdasan Buatan (AI) di ranah profesi sudah bukan rahasia lagi. Mereka yang bekerja di dunia tulis menulis dan jurnalistik tahu bahwa akhir-akhir ini tren penggunaan ChatGPT sudah gila-gilaan. Bahkan sudah ada wacana musnahnya pekerjaan penulis, copywriter, dan reporter saking canggihnya AI ini.

Tapi yang lebih mengejutkan lagi ialah munculnya tren penyalahgunaan ChatGPT ini sebagai alat membuat esai akademik yang seharusnya dikerjakan siswa dengan menggunakan kemampuannya sendiri.

Di luar negeri, para dosen sudah menemukan sebagian mahasiswa menggunakan ChatGPT untuk mengakali mereka dalam mengerjakan tugas esai, demikian ungkap nypost.com

Memang mengerikan tapi mari kita tidak membenci dan antipati terhadap teknologi AI ini tapi seharusnya mencari strategi agar manusia-manusia penggunanya bisa memiliki standar etika saat menggunakannya. Karena jika tidak ada fondasi etika ini, semua bisa semena-mena. 

Nah, sedikit kiat bagi Anda para guru dan dosen agar tidak diakali murid dan mahasiwa Anda, saya telah meminta ChatGPT untuk menjawab pertanyaan: "Bagaimana saya bisa mendeteksi sebuah artikel atau esai yang ditulis oleh Kecerdasan Buatan?".

Berikut ini adalah jawaban 'mentah' dari ChatGPT:

"Untuk mendeteksi sebuah artikel yang ditulis oleh Kecerdasan Buatan (AI), ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat digunakan antara lain:

  • Melihat tingkat kesalahan tata bahasa dan ejaan. Meskipun AI saat ini cukup baik dalam mengenali kesalahan tata bahasa dan ejaan, masih ada kemungkinan bahwa artikel yang ditulis oleh mesin akan memiliki lebih banyak kesalahan dibandingkan dengan artikel yang ditulis oleh manusia.
  • Mencari kesamaan dengan konten lain. Jika sebuah artikel tampak mirip dengan konten lain yang telah dipublikasikan sebelumnya, itu mungkin ditulis oleh mesin.
  • Memperhatikan gaya bahasa. AI saat ini masih memiliki kesulitan dalam menciptakan gaya bahasa yang sama dengan manusia, jadi jika sebuah artikel memiliki gaya bahasa yang tidak alami, itu mungkin ditulis oleh mesin.
  • Melakukan analisis teknis. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk menganalisis konten dan mengetahui tingkat kemiripan dengan konten yang ditulis oleh manusia atau mesin.

Itu hanya beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi sebuah artikel yang ditulis oleh AI. Namun perlu diingat bahwa dengan perkembangan teknologi AI yang semakin maju, mungkin menjadi lebih sulit untuk membedakan antara konten yang ditulis oleh manusia dan mesin. Oleh karena itu, penting untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan metode deteksi yang baru."

Di sini jawaban ChatGPT ini masih terkesan 'textbook banget' alias teoretis. ChatGPT tidak bisa memberikan elaborasi atas tiap poin yang ia berikan.

Nah, di sinilah saya sebagai manusia penulis bisa mencairkan kebekuan tulisan. Saya bisa memberikan contoh dan konteks dalam kehidupan nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline