Lihat ke Halaman Asli

"Tampar Urung", Fenomena Air Laut di Atas Gunung

Diperbarui: 7 Agustus 2019   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi : Jamil

Bila kita berkunjung ke Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB), kita tidak hanya disuguhkan oleh keindahan panorama alam yakni hutan yang masih alami atau keindahan pantai selatan dengan pasir putih alami yang masih belum di optimalkan keberadaannya, akan tetapi banyak hal yang bisa kita temukan dari Kecamatan paling selatan Sumbawa itu.

Sebut saja objek wisata Batu Pampang (batu bercabang) dan keindahan laut di wilayah Desa Emang Lestari, keunikan Batu Asa di Dusun Sukajaya Desa Lunyuk Rea yang merupakan lambang historis keperkasaan orang-orang Lunyuk pada zaman dahulu. 

Dari sekian objek wisata itu ada objek wisata yang menarik untuk digali potensinya yaitu objek wisata Tampar Urung . meski menyimpan potensi yang luar biasa namun saat ini belum banyak diketahui oleh masyarakat di luar Kecamatan Lunyuk.

Apa sih Tampar Urung itu?

Secara etimologis, kata "Tampar Urung"  berasal dari bahasa Samawa yang memiliki pengertian "Tampar" berarti daratan tepian pantai yang  luas  dan "Urung" berarti tertunda. 

Apabila dipadukan maka dapat disimpulkan bahwa Tampar Urung adalah sebuah daratan pantai luas yang proses terbentuknya sempat tertunda. Adalah sebuah sungai yang berbentuk danau  maka itulah pemandangan yang bisa kita lukiskan tentang "Tampar Urung".

Adanya lokasi tersebut mengundang banyak "Tuter" (Cerita ) dari kalangan masyarakat Desa Jamu Kecamatan Lunyuk yang menjadi tempat lokasi Tampar Urung. 

Salah satunya cerita yang datang  dari masyarakat lokal Dusun Jamu mengisahkan bahwa lokasi "Tampar Urung"  dahulunnya merupakan daratan yang dilalui oleh lautan, namun karena keadaan alam  maka lautan tersebut berubah menjadi sebuah sungai yang berbentuk danau. Konon perubahan tersebut terjadi karena berkokoknya ayam betina berwarna hitam.

Selain cerita tentang adanya ayam betina berkokok, ada juga yang mengatakan bahwa terbentuknya "Tampar Urung" bukan karena berkokoknya ayam betina berwarna hitam, melainkan disebabkan oleh Gempa Bumi dan Tsunami yang terjadi di Kecamatan Lunyuk pada tanggal 20 Agustus  tahun 1977 yang mengakibatkan gelombang sepanjang 5-10 meter menghantam wilayah daratan Ai Ketapang dan sebagian wilayah Emang Lestari termasuk di wilayah Desa Jamu loka yang menjadi lokasi Tampar Urung.

Adanya perbedaan tentang asal mula terbentuknya Tampar Urung saat ini masih menjadi bahan diskusi masyarakat Kecamatan Lunyuk, namun perbedaan pendapat tentang terbentuknya sungai berbentuk danau tersebut tidak menjadi persoalan berarti, melainkan sebuah keunikan tersendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline