Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

pegiat literasi

Dunia Gelap "Busway" yang Tidak Kita Ketahui

Diperbarui: 17 Desember 2021   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

882533-720-61bb6dd515739515d4156ba2.jpg

tempo.com

Awalnya aku pikir keberadaan TransJakarta  yang populer dengan sebutan "busway", adalah sebuah wujud idealisme moda transportasi publik. Bayangkan saja, dalam riwayat kehidupan transport Jakarta yang akrab dengan kemacetan, tiba-tiba punya moda transportasi publik, dengan jalur khusus  bebas hambatan, sehingga seluruh kemacetan kita bayangkan dapat "dientaskan" dengan kehadiran moda itu.

039021100-1602334207-20201010-sejumlah-halte-diperbaiki-transjakarta-tetap-beroperasi-normal-8-61bb6de906310e76e9425ac2.jpg

liputan6

Saya ingat ketika masih bekerja dengan WWF Indonesia, dalam sebulan tidak kurang dari dua kali saya berkunjung ke Jakarta, sehingga menggunakan moda bus untuk lalu lalang sudah biasa. Terutama jika semua tugas resmi selesai dan waktunya jalan-jalan, maka dari bus khusus di kawasan antar bangsa, kantor Kedubes di Kuningan, taxi hingga ojek sudah jadi "teman". Sehingga kehadiran busway, menjadi sangat membantu.

Tapi ketika menelusuri referensi dalam beberapa pemberitaan, ternyata ada kehidupan kelam di dalam sana. Ini diluar ekspektasi, saya, dan mungkin banyak orang yang tak memahami atau belum pernah mendapatkan informasi ini sebelumnya. Ketertarikan itu sebenarnya lebih karena "dijembatani:" oleh Kompasiana. Terima kasih untuk ide menyediakan "ruang tantangan" menulis dengan isu-isu yang selalu menggoda. Sehingga bisa menemukan realitas yang tidak terduga, seperti kasus Busway ini.

TransJakarta adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Asia Selatan yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. TransJakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (251.2 km), serta memiliki 260 halte yang tersebar dalam 13 koridor, TransJakarta beroperasi 24 jam.

Sebagai trasportasi andalan Jakarta, sebenarnya busway bisa menjadi pembelajaran kita keluar dari sengkarut kemacetan. Lucunya meskipun sudah dirancang begitu baik, karena busway bisa disebut semacam "pilot project" bagi tata kota di kawasan Asia tenggara, ternyata belum menjadi solusi tepat bagi kemacetan Jakarta. Atau lebih tepatnya, sistem tata kelolanya yang cenderung prosedural penuh "permainan". Bahkan menelisik berita luas di berbagai media, penanganan busway atau "dunia busway", cenderung amburadul, dan berbau "KKN"-Korupsi, Kolusi, Nepotisme.

Realitasnya, busway yang dianggap bus bebas hambatan, punya jalur sendiri, tetap saja terjebak macet. Aneh bin ajaib, ternyata busway bisa macet juga?. Pertanyaannya adalah ada apa dengan busway, salah sistemnya, salah pengelolaannya atau salah rancang bangun koridor dan jalur moda transportnya?.

"Dunia Lain" Busway

Cerita disebalik itu ternyata lebih kompleks dan menyentuh hati. Terutama ketika dikaitkan dengan kehidupan para pekerja busway. Diantara himpitan ekonomi, tekanan hidup, disertai dengan harapan yang berbenturan dengan "dunia gelap busway". Padahal siklusnya berada dalam sebuah moda transportasi plat hitam milik pemerintah yang notabene aturan mainnya sudah baku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline