Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Puisi: Air Kata-kata

Diperbarui: 12 Agustus 2021   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi : Air Kata-Kata. Sumber : Dokumen pribadi

Kepada air kata-kata aku tumpahkan aura malam yang tenang. Sebelum buih di pantai membawanya ke dalam lengang. Air kata-kata yang disuling dari buah nira, dilahirkan dari masa lalu keterasingan. Jejaknya selalu menghangatkan malam penuh rindu di keheningan.

Air kata-kata mengalir mewakili semua rasa yang kehabisan kata-kata. Ditinggal mati cinta di tengah belantara. Lalu airnya yang pekat, mengabarkan malam yang rindu sarat. Kepada semua kasih yang  terjerat. 

Air kata-kata tentang kebisuan yang diungkapkan pelan-pelan. Mengikuti irama detak jantung dan aliran darah dalam nadi perjalanan. Juga tarikan nafas yang berat. Membincangkan tentang rindu dan cinta yang lara. Hampir sekarat.  

Air kata-kata, mengalir tenang dan membawa kita ke lelap. Tanpa riuh dan gegap. Dalam air kata-kata, malam menjadi bunyi syahdu. Suaranya merdu seperti desau dalam rimbun perdu. 

Air kata-kata dilahirkan pada malam-malam yang sunyi. Mengajarkan tentang bagaimana menikmati sepi. Menghidupkan raga yang dahaga pada jiwa yang sahaja. Apa adanya. 

Catatan : Air Kata-kata, adalah istilah untuk menyebut minuman tradisional beralkohol, khas Minahasa, yang populer dengan sebutan CeTe - Pinaraci

Mas Han. Manado, 13 Agustus 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline