Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Jejak Peradaban di Morowali, Kekayaan Masa Lalu yang Tak Pernah Mati

Diperbarui: 22 November 2020   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim arkeolog Balar Sulut mengamati kondisi permukaan gua yang ditemukan gambar cadas. Sumber: Balar Sulut/Nasrullah Azis

Kita semua mungkin saat ini semakin mendengar Morowali, sebuah wilayah yang kini secara administratif terbagi menjadi dua kabupaten, Morowali dan Morowali Utara.

Kedua wilayah kabupaten itu kini semakin dikenal, pasca semakin bergeliatnya industri tambang Nikel di kedua wilayah itu. Baik Morowali Utara maupun Morowali, dua-duanya adalah wilayah yang memiliki potensi tambang nikel, yang saat ini sedang giat-giatnya dieksploitasi. 

Menyangkut eksploitasi tambang, ada banyak cerita dan berita pro kontra dalam fenomena perkembangan industri tambang itu, mulai dari soal pembangunan smelter, dana bagi hasil untuk daerah dan pemerintah pusat, hingga perdebatan soal tenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal. 

Ulasan ini bukan dalam rangka memperbincangkan itu. Silakan para sahabat berselancar di dunia maya, untuk mendapat info seputar itu. 

Ilustrasi tambang Nikel Morowali. Sumber: Majalah Tempo

Namun yang pasti, di Morowali baik sebelum maupun sesudah dimekarkan menjadi dua wilayah Kabupaten, daerah itu memiliki kekayaan alam yang potensial.

Juga kekayaan sumberdaya budayanya. Sejak dulu, puluhan ribu tahun lalu, jejak peradaban sudah berlangsung, meninggalkan artefak-artefak budaya yang penting. 

Selain itu, Morowali yang hari ini kita saksikan sebagai kawasan industri nikel yang penting di dunia, sejak awal abad 17 M, juga sudah dikenal sebagai penghasil logam, yang dimanfaatkan oleh Kerajaan-kerajaan besar lainnya di Nusantara. 

Morowali yang sekarang terbagi menjadi dua kabupaten, juga secara kebetulan adalah mewakili peradaban kerajaan-kerajaan yang besar pada masanya. 

Di Kabupaten Morowali, yang beribukota di Bungku, pada masa lalu berdiri Kerajaan Bungku, yang kemudian ditaklukkan oleh Kerajaan atau Kesultanan Ternate. 

Sedangkan di Kabupaten Morowali Utara, terkenal dengan Kerajaan Mori, yang ditaklukkan oleh Kerajaan Luwu, yang sejak zaman Majapahit dikenal sebagai penghasil logam. Bahkan konon untuk membuat berbagai senjata, Majapahit mengimpor logam dari Kerajaan Luwu. 

Antara Kerajaan Luwu dan Kerajaan Mori, hanya dibatasai oleh Danau Matano. Dari berbagai penelitian arkeologi, tersingkap bahwa temuan-temuan arkeologi di dasar danau, menemukan berbagai macam artefak logam, yang menandakan bahwa produksi dan distribusi logam kedua wilayah kerajaan itu sudah sangat intensif dan berkembang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline