Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Ngisap Lem Kambing

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jangan Ngelem Lagi Bro!

Suatu pemandangan yang sangat memprihatinkan akan terlihat saat melalui beberapa persimpangan jalan di kota medan. Ada pengamen, ada peminta-minta, ku rasa itu sudah hal biasa. Ada yang menurutku luar biasa, yang belum pernah ku temukan dulu waktu di desa.

Suatu ketika saat pulang kuliah, di tengah teriknya matahari, dalam suasana sesaknya angkot 63 mitra, yang memuat penumpang delapan enam, terlihat oleh ku beberapa orang remaja dan ada mungkin yang masih anak-anak. Mereka memegang-megang plastik yang biasanya dipakai kalau misal beli gula putih atau beli minyak goreng kiloan. Aku mengamati salah seorang dari mereka. Sambil menutup matanya, dia sesekali menarik nafas panjang sambil menghirup sesuatu yang ada di dalam plastik tadi.

Astaghfirullah fikir ku. Lem kambing, lem kambing yang wadahnya dari kaleng dan sekarang ada yang bentuk seperti wadah tempat pasta gigi itu ternyata di dalamnya. Kalau di kampung, lem ini ku pakai buat nempel ban sepeda motor yang bocor nih. Kok aneh ya, di Medan kok dihirup-hirup?? :/ Gimana rasanya bro?? Mau nyoba??

Aku sangat penasaran dengan penomena ini. Apa sih alasan mereka ngisap-ngisap lem kambing ini. Karena penasaran tersebut, aku coba browsing di internet apa sih kandungan lem kambing ini kok dihirup-hirup gitu sampai nutup-nutup mata gitu. Apa karena harumnya bisa membuat hipnotik sedatif gitu kali ya. Hahha, dasar anak farmasi. Sulit juga nemuin apa yang ada dalam lem kambing ini, akhirnya setelah sekian lama mencari, dapat juga, itu pun cara membuat lem. Hahhaha…. Tapi, dari sini akhirnya ku dapat cari literatur, dan dapatlah dari teksbuk, apa-apa saja yang terlibat dalam pembuatan lem ini.

Lem kambing disebut juga dengan lem kuning, mungkin karena warnanya yang kuning itu. Lem ini dibuat dari karet dengan mencampurkan karet tersebut dengan Zink oksida atau Magnesium oksida menggunakan alat khusus, sehingga terbentuklah karet yang bentuk lembaran tipis. Lem kambing gak tipis-tipis tapi bro?? Sabar dung, kan belum siap prosesnya! Hehehe…, Selanjutnya lapisan tipis tadi dibuat menjadi pasta menggunakan pelarut. Dengan penambahan panas pada proses ini akan menjadi lebih mudah dan lebih efisien. Setelah itu baru dicampur dengan resin, dan diaduk hingga menjadi lem yang sesuai dengan yang diinginkan yang memproduksinya dung. Apa-apaan neh, ni mau bahas proses produksi lem atau apa??

Hmmm…, sabar bro. Kamu lihat kan yang tulisan warna merah. PELARUT. J.. Emang kenapa dengan pelarut? Iya bro, biasanya industri lem itu menggunakan pelarut organik untuk melarutkan bahan-bahan lem seperti pigmen maupun bahan adhesive nya. Dalam buku Adhesives Technology Handbook dikatan bahwa pelarut yang umum digunakan industry lem adalah sebagai berikut : Toluene, xylene, methyl ethyl ketone (MEK), hexane, meyhylene chloride, trichloroethylene, chloroflourcarbons.

Praktikum kimia organik. Hahai.. Teringat jadinya. Aku masih ingat aroma toluene itu. Aroma lem kambing itu juga jadi teringat waktu nempel ban kereta di kampung, maklumlah, dulu kalau pulang kampung kerjaannya jadi tukang temple ban. Itu dulu, sekarang dah nggak… hahhahha… Memang aroma lem kambing itu gak jauh beda dengan bau toluene, jadi aku bisa menduga memang di lem kambing pake pelarut toluene. Selain itu, lem kambing tu kalau terkena ke kulit rasanya dingin, hampir sama seperti terkena etanol.

Di sini ku cuma bahas pelarut toluene saja dulu ya bro. Nanti, mudah-mudahan akan membahas pelarut-pelarut yang lainnya di lain waktu juga. Okeh..????

Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena, fenilmetana, atau toluol. Rumus kimianya yaitu hampir sama dengan benzene, tetapi ditambah gugus metil pada salah satu atom karbonnya makanya salah satu namanya metilbenzena. Kalau, rumus kimia benzene C6H5, maka rumus kimia toluene jadi C6H5 + CH3 jadi C7H8, gampangkan. Hahhahha.. bilang-bilang gampang, sadar lae, dodol do kimor mu. J

Dalam dunia farmasi toluene digunakan dalam pembuatan pemanis non gula sakarin, anastesi lokal benzokain, dan juga dalam pembuatan asam benzoate. Waw, kalau nggak disalah gunakan memang toluene ini cukup bermanfaat juga untuk kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline