Lihat ke Halaman Asli

PLTMH Adalah Solusi Kebutuhan Listrik di Daerah Terpencil

Diperbarui: 25 Agustus 2017   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: vansfoz.br.com

Setiap tahun kebutuhan akan listrik terus meningkat namun produksi listrik di Indonesia belum cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh masyarakat di Indonesia. Rasio elektrifikasi nasional hanya 84,35 % dimana masih terdapat 15 % masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik. Menurut Kementerian ESDM, sebanyak 12.659 desa/kelurahan tidak ada keluarga pengguna listrik PLN, diantaranya sebanyak 2.519 desa belum menikmati akses terhadap energi listrik. Beberapa desa memanfaatkan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang hanya beroperasi di malam hari.

 PLTD tersebut mengandalkan minyak sebagai pembangkit. Namun jika minyak susah didapat, maka mereka tidak bisa menikmati energi listrik sama sekali. Beberapa alasan belum adanya akses listrik adalah lokasi desa yang terpencil dan sulit dijangkau. Kemudian jika lokasi desa tersebut melewati hutan, maka diperlukan penebangan beberapa pohon untuk mengalirkan listrik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PLTMH dapat menjadi solusi akan energi listrik di daerah terpencil. Dengan memanfaatkan aliran air sungai, air terjun bahkan saluran irigasi sawah, PLTMH ini dapat menjadi sumber energi mandiri yang dapat dikelola oleh masyarakat.

PLTMH  merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, yaitu alat yang menghasilkan listrik dengan menggunakan sumber tenaga air. Mikro menunjukkan ukuran kapasitas pembangkit, yaitu antara 5 kW sampai 100 kW. Sejauh ini terdapat 47 PLTH yang telah dibangun di Indonesia yang tersebar di beberapa provinsi. Salah satu faktor yang cukup menarik dari PLTMH ini adalah teknologinya relatif sederhana. Meskipun sederhana, PLTMH ini dapat dikatakan sebagai energi baru terbarukan karena menggunakan sumber air yang terus dapat diperbarui. PLTMH ini juga ramah lingkungan, tidak menghasilkan emisi gas atau limbah lain. Keunggulan lain dari PLTMH ini adalah biaya operasionalnya yang rendah dan mudah dioperasikan. Dengan demikian, masyarakat dapat mengoperasikan dan merawatat PLTMH ini secara mandiri sehingga PLTMH dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama.

Bentuk PLTH memang bervariasi, namun prinsip kerjanya sama yaitu merubah tenaga potensial air menjadi tenaga listrik. Perubahan ini tidak terjadi secara langsung tetapi berturut-turut. Tenaga potensial menjadi tenaga kinetik kemudian menjadi tenaga mekanik dan berakhir menjadi tenaga listrik. Tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada ketinggian. Tenaga kinetik adalah tenaga air karena mempunyai kecepatan. Tenaga mekanik adalah tenaga kecepatan air yang memutar turbin. Kemudian tenaga listrik adalah hasil dari generator yang berputar akibat berputarnya turbin.

Dalam perancangan PLTMH diperlukan beberapa persiapan antara lain :

Pengukuran Debit Air

Debit merupakan jumlah air yang mengalir di dalam saluran atau sungai per unit waktu. Metode yang umum diterapkan untuk menetapkan debit sungai adalah metode profil sungai (cross section). Pada metode ini debit merupakan hasil perkalian antara luas penampang vertikal sungai (profil sungai) dengan kecepatan aliran air.

Q = AV

Dimana Q = debit aliran (m3/s)

             A = luas penampang vertikal (m2)

             V = kecepatan aliran sungai (m/s)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline