Lihat ke Halaman Asli

Wita Utari

Sedang belajar menulis.

Toxic Positivity: Berpikir Positif Tidak Sesederhana Itu

Diperbarui: 22 Maret 2021   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap orang pasti pernah mengalami hal berat dalam hidupnya. Entah itu sedang merasa kecewa, sedih, marah, down, stress atau bahkan depresi. Saat itu, mungkin banyak orang ingin meluapkan perasaannya dengan bercerita tentang masalahnya kepada orang-orang terdekat entah itu keluarga, teman, sahabat, maupun pasangan. Namun, tak banyak ketika kita bercerita kepada orang lain, yang didapatkan hanyalah ucapan atau kalimat memuakkan dan tak menyelesaikan masalah seperti :

"Sabar ya," 

"Yaudah biarin aja," 

"Kuat aja ya, biar tuhan yang balas," 

"Semangat terus," 

"Ambil hikmahnya aja"

"Semuanya akan baik-baik saja"

"Jangan menyerah," 

"Kamu bisa melaluinya kok,"

"Bersyukur aja, masih ada loh yang tidak seberuntung kamu," 

"Be positive," dan kalimat-kalimat memuakkan lainnya. Kalimat-kalimat ini mungkin terdengar sedikit melegakan, tapi menurut sebagian orang justru itu adalah kalimat yang tak menyelesaikan masalah, atau justru hal itu yang membuat mereka semakin berkecil hati. Kalimat-kalimat itulah yang sering kita sebut sebagai "Toxic Positivity".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline