Lihat ke Halaman Asli

Wishnu Ardiansyah

Karyawan Swasta

Kisah Seorang Suami

Diperbarui: 9 April 2019   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita memang tidak pernah tahu seperti apa garis takdir hidup kita. Terkadang semua seperti terlihat normal dan tenang, tanpa bayangan akan hadirnya gelombang bahkan riak sekalipun.

Namun dalam sekejap, semua berubah. Gelombang besar menghantam, terus menghantam. Melempar aku dari puncak tertinggi, hingga jatuh kedalam lubang gelap yang seakan tak berujung.

Segala daya dan upaya seakan tak berarti. Bahkan harapan untuk bangkit mengejar cahaya seakan sirna. Apa aku harus pasrah diam dalam kegelapan selamanya? Apa yang bisa aku lakukan?

Itulah gambaran kehidupan yang saat ini sedang aku dan istri alami. Rumah tangga yang kami bina hampir 15 tahun, dalam sekejap runtuh dan hancur berkeping-keping.

Tak pernah dalam perjalanan rumah tangga kami timbul masalah yang berarti. Semua seperti berjalan pada relnya. Normal saja, bahkan mungkin terlalu normal, hingga kami terlena dan lupa bahwa manusia diberi berkah mulut untuk berkomunikasi. Ya...komunikasilah awal penyebabnya.

Ada kalanya aku merasa, ada sedikit perubahan dalam sikap dan perilaku istri di rumah. Namun terabaikan karena aku merasa itu hal yang biasa. Kesalahan terbesarku adalah, aku tidak segera membicaran apa yang seharusnya dibicarakan.

Seperti api dalam sekam, tiba-tiba apa yang selama ini terlihat baik, dalam sekejap habis terbakar.
Orang ketiga hadir dan secara brutal memaksa istri tercinta segera menceraikanku. Berkali-kali upaya dilakukan, komitmen dibuat, namun selalu berakhir dengan penghianatan yang berulang.

Apa aku harus menyerah? Ikhlas dengan tindakan brutal dari laki-laki yang ternyata seorang PNS? Bukankan seorang PNS terikat aturan kedisplinan dan tentunya sangat tidak dibenarkan berselingkuh, apalagi dengan seorang perempuan yang telah bersuami dan memiliki anak-anak?
Tapi apalah aku sekarang ini. Hanya sampah yang diabaikan dan sudah tak diharapkan.
Namun aku pastikan, cerita ini akan berlanjut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline