Lihat ke Halaman Asli

Wira Pandawa

Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Catatan Siberakun, Konflik PT Duta Palma Darmex Argo di Riau

Diperbarui: 1 Juli 2020   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konflik Duta Palma Siberakun,di Kuansing RIAU

Pekanbaru,01 juli 2020 13:21 wib

Siberakun sudah ,Kopah dimulai ,Hari ini Tanal 01 Juli 2020 ,kami akan kembali berangkat pulang ke Kuansin,menurut jadwal yang akan diikuti ,kita akan ke Siberakun dan ke kenerian Kopah ,untuk menjumpai anak anak muda kopah dan siberakun.Eskalasi meningkat paska PT Duta Palma ,melakukan penggalian parit gajah di wilayah Benai ,Siberakun dan Kenerian Kopah.

Perusahaan ini masih tidak mengindahkan surat dari pemerintah Kuansing "status Quo" ,menghentikan aktifitas sementara dari warga dan perusahaan,nyatanya anak Grup Darmex Argo ini masih bersikeras ,parit parit gajah dibuat menggunakan Ekskavator ,dikawal aparat,banyak warga menyebut itu brimob. Sebenarnya warga siberakun ,sudah  diingatkan oleh tokoh masyarakat,agar tidak terpancing kerusuhan ,meski kalau ditanya = tanya warga sebenarnya sudah sangat geram

Gubernur dalam pertemuannya beberapa waktu lalu mengkritik ketidak hadiran pemkab kuansing, Duta Palma memang sakti, kejahatannya yang telanjang mempencundangi pemerintah kabupaten, tokoh tokoh kampung itu, seolah olah seperti semula, tipikal penjajah.

Oh tanah kami

Tanah kami dimana

Ulayat kami dimana

Kebodoh ninik mamak menggandai gadai pada penjajajah

Sebagian tidak mau berjuang,yang kudengar ini politik,bola panas,istilah nya,tapi kondisinya 5 wara siberakun sudah ditahan ,kapolres tentu pada posisi geram karena duggaan aksi pembakaran ,tapi kapolres tidak ambil pusing dengan ulah duta palma yang membuat parit gajah yang memisahkan akses warga mengambil hasil kebunnya,benar benar kecurangan yang masif

Peranku ya begitu ,mensosialisasikan ini kepada ketua mahasiswa kecamatan di kuansing,sedikit yang merespon memang,respon aktif justru dari anak anak oranisasi paguyuban antar kabupaten,tak apa ,ada waktunya semua sadar kalau konflik agraria,HGU vs ULAYAT ,masih akan terjadi bila tidak ada kejelasan ,dan garis kebijakan soal ini ,soal tanah,soal industri antara pemerintah pusat dan daerah yang dibantu oleh ninik mamak, (sering kali jadi biang keladi penjualan aset tanah ulayat) tendensius ,sebenarnya banyak yang tau ,tapi malu malu mengungkapkan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline