Lihat ke Halaman Asli

WIN ANSAR

Penggiat Literasi dan Penulis Seni

Refleksi Hardikda Ke-66 Realita dan Masa Depan Pendidikan Aceh

Diperbarui: 2 September 2025   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Ansar Salihin, M.Sn*)

Tanggal 2 September 1959 menjadi tonggak sejarah bagi dunia pendidikan Aceh. Pada hari itu diresmikan Kompleks Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam di Banda Aceh, yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Pendidikan Daerah (Hardikda). Sejak itulah Hardikda dipahami sebagai simbol tekad masyarakat Aceh untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan utama pembangunan. Kini, saat Aceh memperingati Hardikda ke-66, pertanyaan penting muncul: sudahkah pendidikan Aceh bergerak sesuai cita-cita para pendahulu? Dan seperti apa wajah pendidikan Aceh yang harus dibangun untuk masa depan?

Realita Pendidikan Aceh Saat Ini

Pendidikan di Aceh hari ini memperlihatkan wajah yang penuh dinamika. Di satu sisi, ada kemajuan signifikan. Indeks Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan Aceh meningkat, program beasiswa Otonomi Khusus (Otsus) terus memberi ruang bagi putra-putri terbaik Aceh untuk belajar di dalam dan luar negeri, serta ada peningkatan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan formal.

Namun, di sisi lain, masih banyak tantangan mendasar. Hasil asesmen nasional menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa Aceh masih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Banyak lulusan sekolah dan madrasah yang kesulitan bersaing di perguruan tinggi atau pasar kerja. Infrastruktur pendidikan di daerah terpencil juga jauh dari layak; masih ada ruang kelas rusak, akses internet terbatas, hingga kekurangan guru di mata pelajaran penting.

Fakta lain adalah tingginya angka putus sekolah, terutama di tingkat menengah. Sebagian disebabkan faktor ekonomi keluarga, sebagian lagi karena minimnya motivasi belajar. Bahkan, di era digitalisasi, masih ada sekolah dan madrasah di Aceh yang belum siap dengan pembelajaran berbasis teknologi. Semua ini menunjukkan bahwa meskipun usia Hardikda sudah 66 tahun, perjuangan memperbaiki mutu pendidikan masih panjang.

Kekhususan Pendidikan Aceh

Aceh memiliki beberapa kekhususan dalam pendidikan yang bisa menjadi modal besar. Pertama, adanya payung hukum Otonomi Khusus (Otsus) yang memberi ruang lebih luas untuk membiayai program pendidikan. Dana ini bisa digunakan secara strategis untuk peningkatan kualitas guru, pembangunan sekolah, maupun pemberian beasiswa.

Kedua, Aceh memiliki muatan lokal syariat Islam dan budaya dalam kurikulum. Hal ini menjadikan pendidikan di Aceh tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga menanamkan nilai moral, spiritual, dan kearifan lokal. Kekhususan ini sangat penting di era modern, di mana krisis karakter kerap menjadi masalah nasional.

Ketiga, Aceh punya sejarah panjang dalam bidang pendidikan, mulai dari dayah tradisional hingga universitas modern. Tradisi keilmuan ini seharusnya memberi inspirasi untuk menggabungkan nilai lama yang berharga dengan inovasi baru yang relevan.

Masa Depan Pendidikan Aceh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline