Lihat ke Halaman Asli

W. Bintang

Variety Writer

GM Irene Menang Atas Dewa Kipas, Netizen Indonesia Siap Minta Maaf?

Diperbarui: 30 Maret 2021   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen penting catur kembali naik di Indonesia atau sekedar keramaian yang dibuat netizen? (tangkapan pribadi)

Satu hal yang pasti, kebanyakan netizen Indonesia tetap asal bercuap setelah kemenangan 3-0 GM Irene Kharisma Sukandar atas Pak Dadang Subur.

Satu hal yang penulis lakukan sore ini adalah membagi perhatian dalam dua tab di layar komputer kerja.

Tab sebelah kiri menayangkan pertandingan antara Irene Sukandar melawan Dadang Subur alias Dewa Kipas bersama lebih dari 1 juta orang di Indonesia. Tab sebelah kanan adalah Tweetdeck, sebuah aplikasi Twitter, untuk memantau mention atas GM Irene dan Pak Dadang.


Dan, saya merasakan banyak emosi.

I

Tentulah senang untuk mengetahui bahwa minat kepada catur di Indonesia naik pesat seiring kontroversi Dewa_Kipas. Pertandingan juga dipandu oleh pasangan komentator Susanto Megaranto dan Chelsie Monica yang memiliki track record sebagai pemain catur profesional.

Deddy Cobuzier dan figur yang terlibat dalam eksebisi catur barusan juga memberikan komentar positif dalam memotivasi para peminat catur, baik yang lama maupun yang baru.

Ada lagi dukungan kepada Pak Dadang yang muncul dari ketikan netizen di tab komentar live YouTube maupun di linimasa Twitter. Hasilnya tentu tagar "Dewa Kipas" dan "Pak Dadang" naik ke trending Twitter Indonesia pada Senin (22/03) sore. Identifikasi Pak Dadang sebagai masyarakat biasa sehingga dekat dengan mayoritas netizen menimbulkan mention positifnya kepada sosok pemilik akun Dewa_Kipas di chess.com.

II

Perasaan senang tidak kemudian membendung kekesalan penulis. Perasaan ini muncul melihat komentar di linimasa yang masih meremehkan permainan GM Irene ataupun motif emosional (kesombongan) atau finansial yang memotivasi Irene untuk mengeluarkan klarifikasi yang berujung kepada terlaksananya pertandingan ini.

Sorotan kepada GM Irene menurut hemat penulis tidaklah adil. Ibaratnya, kemenangan mutlak Irene hanya akan mendorong komentar yang cenderung meremehkan (walaupun jelas Irene punya prestasi catur lawa sebelum drama Dewa Kipas), namun kekalahan 1 game dari keseluruhan pertandingan akan menjadikan Irene bulan -- bulanan media sosial.

GM Irene ibarat "menang jadi arang kalah jadi abu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline