Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Menjaga dan Merawat Konsistensi Menulis

Diperbarui: 19 Juni 2021   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Menjaga konsistensi menulis

Selamat malam bapak ibu semuanya. Semoga anda belum tertidur di malam Minggu ini.

Baru saja selesai mendengar dan menyimak secara virtual pengalaman Mr. Emcho dalam menulis. Saya biasa memanggilnya Prof. Khoiri. Sebab beliau memang sudah layak untuk menjadi guru besar Unesa.

Tidak seperti saya yang berbadan besar. Walaupun saya suka juga dibilang guru besar. Guru yang berbadan besar. Hahaha.

Kawan kawan yang belum menonton, dapat menonton siaran ulangnya di bawah ini. Semoga menjadi teman tidur anda sebelum memasuki dunia mimpi.


Menjaga konsistensi dalam menulis bukan perkara mudah. Saya terkadang susah. Hal yang susah adalah melawan diri sendiri. Salut dengan Prof. Khoiri. Beliau langsung menulis taglinenya. Menulis atau mati. Bahasa kerennya write or die.

Saya belum sampai seperti itu. Sebab saya termasuk orang yang takut mati. Sebab masih banyak dosa saya di dunia ini. Oleh karena itu saya ingin mengurangi dosa saya dengan menulis setiap hari.

Dengan menulis setiap hari, saya merasa dosa saya berkurang dan pahala saya bertambah. Sebab saya sedang membuat jejak digital yang baik. Oleh karena itu kemampuan digital literasi saya harus terus dikembangkan. Saya memulainya dengan belajar digital skill, digital ethic, digital culture, dan digital safety. Kapan kapan saya ulas secara mendalam 4 pilar tersebut.

Sekarang saya mau fokus dulu dengan bagaimana merawat spirit berliterasi setiap hari. Seperti apa yang disampaikan Prof. Khoiri malam ini kepada kami di PGRI.

Dunia yang dijalani penulis pada hakikatnya adalah dunia literasi. Oleh karena itu seorang penulis harus mampu menghayati iqra atau membaca. Penulis juga harus mampu berkeluarga, bermasyarakat, terlibat dalam hidup berbudaya, melek teknologi, bermedia sosial, meniti karir yang disukai, dan sebagainya.

Penulis bpastilah menulis. Dia mampu mengekspresikan dan mengkomunikasikan gagasan dan imajinasinya untuk membangun kebudayaan dan peradaban. Singkat kata, penulis menjalani multi literasi hampir setiap hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline