Lihat ke Halaman Asli

Widhi Setyo Putro

Arsiparis di Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan ANRI

Jangan lagi Menyebut Jalan Otto Iskandar Dinata Menjadi Otista

Diperbarui: 8 Maret 2023   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papan nama Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur, Sumber: Kompas.com

"Saya bingung ya kalau ditanya begitu. Yang saya tahu Jalan Otista itu tempat saya kalau servis motor saja karena rumah saya di Jatinegara Barat, dekat dari sini." 

Itulah gambaran warga setempat ketika dilakukan wawancara oleh kompas.com tentang sejarah dari nama jalan Otto Iskandar Dinata.

Ketika menyebut nama jalan seringkali kita menyingkatnya seperti Jl. Gatot Subroto menjadi Gatsu, Jl. Margonda menjadi Margo atau Jl. Otto Iskandar Dinata menjadi Otista. Alhasil banyak yang tidak mengetahui khususnya generasi muda, bahwa itu adalah nama seorang tokoh atau pahlawan. 

Seperti halnya Otto Iskandar Dinata yang mendapat julukan Si Jalak Harupat. Ia adalah seorang pahlawan nasional yang berjuang sejak masa pergerakan nasional. Sempat tergabung dalam Budi Utomo, menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat), anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Nah, ketika menjadi anggota PPKI inilah ada fakta yang menarik tentang Otto Iskandar Dinata. Sebagai informasi setelah Proklamasi pada 17 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang beberapa kali. Di sidang pertama pada 18 Agustus 1945 menghasilkan beberapa keputusan yaitu pengesahan UUD 1945, pembentukan Komite Nasional, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Suasana Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sumber: ANRI, IPPHOS No. 1


Ketika sidang pertama yang membahas pemilihan presiden dan wakil presiden inilah peran Otto Iskandar Dinata begitu penting. Ia yang mengusulkan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dilakukan secara aklamasi.  Ya aklamasi!! Artinya pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara.

Kemudian, ia juga yang mengusulkan Sukarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Jika kita membaca hasil rapat sidang PPKI, kalimatnya seperti ini:


"Berhubung dengan keadaan tempo saya harap supaya pemilihan presiden ini diselenggarakan dengan aklamasi dan saya majukan sebagai calon yaitu Bung Karno Sendiri"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline