Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Allah Maha Penyayang, Mengapa Umatnya Pemberang?

Diperbarui: 28 April 2021   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

QS Al Fatihah |dok. pribadi.

Setiap muslim rasanya tidak mungkin tidak tahu surat ini. Berulang kali dibaca setiap hari. Paling tidak saat menunaikan salat. Tidak sah salat seorang muslim jika tanpa melafalkan surat ini.

Jumlah ayatnya hanya 7. Bukan surat yang panjang memang sehingga seringkali menjadi surat pertama yang dihafal oleh setiap muslim sejak baru belajar mengaji.

Namun, surat ini sangat istimewa. Sebutannya Ummul Kitab. Artinya induk kitab Al Quran. Bukan karena surat ini yang pertama diturunkan, tapi karena keutamaan isinya yang memuat inti ajaran ketuhanan dan kemanusiaan. Dari surat ini kita belajar mengenal Allah, sekaligus mengukur diri sendiri sejauh mana kita telah mengamalkan Islam.

Mari kita merenungkan sejenak QS Al Fatihah. Tidak semua ayatnya, melainkan dari tiga ayat pertamanya dulu. Sebab ayat 1-3 dari surat ini, walaupun pendek dan kita hafal di luar kepala, tapi terlalu sering kita lupa pada pesan pentingnya.

Ayat pertama berbunyi Bismi'llahi Rahmaanir Rahiim. Artinya, "dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang".

Kita mungkin menganggap bahwa "menyebut" berarti "mengucapkan dalam lisan". Itu belum cukup. Menyebut nama Allah berarti mentautkan diri kita kepada Allah. Berarti juga menghadirkan Allah dalam setiap kesadaran kita.

Lalu Allah yang "Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Ini mengandung pengertian yang sangat dalam tentang posisi kemanusiaan dalam Islam. Sebab Allah ternyata sangat mengasihi dan menyayangi makhluknya, termasuk manusia sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna.

Allah yang sangat pengasih dan penyayang banyak diulang dan dipertegas lewat hadist dan sabda Rasulullah SAW.

Disebutkan bahwa "Rahmat-Ku melampaui Murka-Ku". Ini mengandung arti bahwa Allah tidak menghendaki dan tidak menyukai segala bentuk kemurkaan, entah itu benci, marah, dendam, kekerasan, dan sifat-sifat buruk lainnya.

Maka "dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" yang disertai penakanan bahwa "Rahmat-Ku melampaui Murka-Ku", seorang muslim diharapkan sekaligus dituntut bisa mewujudkan "kasih dan sayang" serta "rahmat" dalam kehidupan.

Ayat kedua, Alhamdulilaahi rabbil aalamiin. Artinya "segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam". Bukan berarti Allah menginginkan pujian. Sebab Allah sudah Maha Terpuji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline