Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Negaraku Jadi Pelayan Ormas-Ulama, Terima Kasih Pak Anies dan Pak Jokowi

Diperbarui: 16 November 2020   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negaraku tunduk pada ulama (dok. pri).

Mulai hari ini protokol kesehatan hanya kata-kata. Segala aturan mengenai pembatasan aktivitas keramaian diberlakukan suka-suka.

Mulai hari ini ancaman pandemi hanya hiasan di spanduk yang boleh dirobek kapan saja. Sebab hari ini kita melihat negara dan aparatnya telah menjadi pelayan yang baik hati.

Melayani dengan banyak. Diawali dengan menghibahkan seruas jalan raya sebagai tempat berpesta.

Jalan milik umum. Namun, demi prinsip melayani diberikan saja kepada yang mulia sebagai area privat. Boleh ditutup sesuka hati. Bisa dipasangi tenda pribadi. Pokoknya untuk yang mulia segalanya akan difasilitasi.

Pesta di tengah pandemi tidak apa-apa. Asal dilakukan oleh yang mulia. Tidak apa-apa berkerumun tanpa jaga jarak. Asal berbau agama, malah mendatangkan manfaat.

Semakin keras doa, apalagi dilakukan oleh keturunan nabi, malah berguna. Semakin banyak massa, semakin takut Corona, semakin takut pula aparat.

Kalau mau berkerumun hubungi saja negara. Niscaya aparat akan datang membantu. Menghadiahkan masker dan hand sanitizer. Dan kalau perlu dibantu pula pengamanannya. Lalu lintasnya diatur agar segalanya lancar tanpa hambatan.

Tak ada hukuman pembubaran karena negara dan aparat melayani dengan ikhlas. Beda ceritanya kalau razia kepada pedagang di pasar dan masyarakat di jalan. Mereka layak didenda dan pantas dihukum.

Bagi yang mulia, aturan itu tidak diperlukan. Protokol kesehatan silakan dilakukan. Tapi kalau tidak pun tidak apa-apa.

Negaraku selalu siap melayani ormas (youtube kompas tv).

Pemimpin polisi melakukan konfrensi pers dengan baju kebesaran. Terlihat gagah dan menjanjikan. Seolah hendak menyampaikan hal penting penuh tekanan-tekanan. Tapi ternyata hanya berisi "himbauan" seperti yang biasa dilakukan oleh Pak RT dan Pak Lurah.

Pemimpin satgas bencana melakukan konfrensi pers. Mengatakan kalau acara keramaian sangat berisiko. Membawa-bawa nama Tuhan. Tampak meyakinkan. Tapi ternyata ikut melayani juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline