Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Jenuh dengan Jogja? Kabur Saja ke Solo!

Diperbarui: 25 Desember 2019   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam kereta Prameks menuju Solo pada Minggu pagi, 15 Desember 2019 (dok. pri).

Pukul lima pagi lewat dua puluh satu menit. Kereta komuter Prameks meninggalkan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Roda-roda besinya segera berputar menggilas ruas demi ruas rel menuju ke timur.

Embun masih lumayan tebal membuat basah sebagian kaca pintu dan jendela. Sementara tubuh sedikit menggigil mengingat Desember selalu lebih dingin dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Minggu pagi itu kereta Prameks tidak terlalu penuh dibanding biasanya. Setidaknya di kereta gerbong 5 semua penumpang mendampat tempat duduk. Bahkan, sepertinya ada dua atau tiga tempat duduk yang menganggur di tengah sana. 

Itu adalah perjalanan kesekian kalinya saya ke Solo, kota tetangga Yogyakarta yang bagi saya menyediakan sebagian kenyamanan yang agak langka ditemui atau dinikmati di Jogja. 

CFD Solo pada Minggu pagi (dok. pri).

CFD Solo di kawasan Slamet Riyadi (dok. pri).

Betapapun istimewanya Jogja, Solo juga tak kalah menarik. Malahan dalam beberapa hal, Solo memberi pengalaman dan keriaan yang lebih membekas. Ketika Jogja semakin penuh sesak dengan segala kendaraan besar dan kecil yang mengantarkan ribuan orang menjejali tempat-tempat wisata, Solo bisa menjadi pelariannya. Bukan pelarian karena terpaksa, tapi karena Solo memang lebih dari cukup untuk jadi pilihan.

Saat timbunan rasa jenuh mulai bertumpuk disebabkan oleh hiruk pikuknya Jogja, Solo menyediakan penetralnya. Oleh karenanya saya antusias jika bepergian ke kotanya Presiden Jokowi ini. Bahkan jika hanya singgah beberapa jam, itu tidak menjadi masalah.

Bagi saya Solo menyediakan definisi "piknik tipis-tipis" atau "liburan santuy". Selain jaraknya yang dekat dan mudah dicapai pulang-pergi dalam sehari, Solo memberi kita  ruang dan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman rekreasi yang beragam dalam satu lingkar kawasan yang mudah diakses.

Bermain tenis meja (dok. pri).

Kereta api melintas di CFD SOlo (dok. pri).

Kadang saya datang ke Solo pada Sabtu. Namun, lebih suka lagi menyapanya pada Minggu pagi ketika Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi digelar.

Kegiatan hari bebas kendaraan di Solo lebih berkualitas dari kegiatan serupa di Jogja. Sebab utamanya karena lokasi dan tempatnya yang sangat memadai. CFD Solo membentang lebih dari 3 km di kawasan citywalk Slamet Riyadi dan Ngarsopuro serta sekitarnya. 

Kawasan tersebut meliputi area yang nyaman bagi pejalan kaki, jalan raya yang lebar, serta deretan tempat menarik di kanan dan kirinya. Sebutlah Museum Keris, Museum Radya Pustaka, Pasar Triwindu, Pura Mangkunegaran, Benteng Vastenburg, dan Pasar Gede. Tempat-tempat tersebut mudah diakses dengan pertama-tama menyusuri citywalk Slamet Riyadi dan Ngarsopuro. 

Melangkah sedikit lebih jauh kitapun bisa sampai di Kraton Surakarta dan Pasar Klewer. Oleh karena itu, banyak pengalaman yang bisa didapatkan hanya dengan menyusuri citywalk Slamet Riyadi. Citywalk, ruang publik, dan kawasan pedestrian yang lumayan komplet dan nyaman seperti ini belum dimiliki Jogja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline