Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Ramadan Dulu Boros, Kini Bisa Menabung

Diperbarui: 28 Mei 2018   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hemat pengeluaran selama Ramadan (Dokumentasi Pribadi).

Hidup di perantauan dan mengelola keuangan sendiri adalah tantangan sekaligus tanggung jawab yang sudah beberapa tahun saya jalani. Sekilas dulu saya membayangkan ini adalah hal yang sederhana karena yang ada dalam benak saya mengatur keuangan hanya membagi pendapatan ke dalam pos-pos pengeluaran. 

Tapi kemudian diketahui bahwa paradigma tersebut bukanlah tuntunan yang baik untuk mengatur keuangan, melainkan cara cepat menghabiskan uang.

Kewalahan dalam mengatur keuangan pun semakin terasa manakala bulan Ramadan tiba.  Isi dompet cepat terkuras dan tabungan terpaksa dikeluarkan lebih cepat. Padahal rasanya uang yang dibelanjakan sudah sesuai kebutuhan. Kenyataan bahwa saat puasa kita hanya makan dua kali ternyata bertolak belakang dengan kenyataan lain, yakni pengeluaran keuangan membengkak.

Barulah kemudian saya menyadari bahwa apa yang kita anggap sebagai "kebutuhan" pada bulan Ramadan, seringkali lebih tampak sebagai "keinginan-keinginan" dan "kebiasaan-kebiasaan" yang muncul atas dorongan nafsu konsumerisme. Dari sinilah saya mulai memperbaiki pandangan dan strategi mengatur keuangan Ramadan agar lebih baik.

Efeknya, apa yang saya syukuri selama Ramadan beberapa tahun belakangan adalah lebih mampu menekan sifa-sifat boros dan mengendalikan "gaya hidup khas Ramadan". Malah saya tetap bisa berhemat untuk menabung.

Ramadan tahun ini misalnya, sejak awal bulan saya langsung menyisihkan beberapa rupiah untuk ditabung. Dana itu langsung saya setorkan ke rekening agar tidak ada godaan untuk menggunakannya selama Ramadan. 

Seringkali menunda keputusan menabung meskipun dananya telah tersedia, justru memancing sikap permisif untuk membelanjakannya. Kalau sudah demikian, keinginan untuk berhemat dan menabung biasanya hanya tinggal wacana.

Setelah itu baru saya menentukan kebutuhan untuk Ramadan. Dengan pola hidup dan rutinitas yang tak jauh berbeda antara Ramadan dan hari-hari biasa, alokasi pengeluaran untuk kebutuhan Ramadan saya sesuaikan seperti kebutuhan pada hari-hari biasa. 

Prioritas pengeluaran rutin seperti uang makan, uang transportasi, uang pulsa, biaya listrik, dan kebutuhan pribadi lainnya tidak berubah. Dengan kata lain, selama Ramadan pengeluaran saya untuk kebutuhan dasar tetap mengikuti alokasi bulanan seperti biasanya. Bahkan, cenderung berkurang karena saat puasa kebutuhan makan hanya dua kali.

Selisih alokasi yang pada hari biasa ditujukan untuk kebutuhan makan tiga kali per hari kemudian saya alihkan ke pos pengeluaran kebutuhan tambahan selama Ramadan. Seperti membeli buahan-buahan, kurma, dan takjil. Urusan membeli takjil pun sekarang saya tak lagi jor-joran seperi beberapa tahun lalu. Dulu saya suka membeli banyak takjil seperti gorengan, kue-kue manis, dan jajanan lain. 

Akibatnya pengeluaran untuk berbuka menjadi lebih besar dan boros. Kini kebiasaan itu sudah jauh berkurang. Bukan tidak membeli takjil sama sekali, tapi lebih disiplin dalam hal alokasi pengeluaran yang telah ditetapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline