Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Dulu Boros, Kini Bisa Menabung

28 Mei 2018   20:14 Diperbarui: 28 Mei 2018   20:25 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hemat pengeluaran selama Ramadan (Dokumentasi Pribadi).

Hidup di perantauan dan mengelola keuangan sendiri adalah tantangan sekaligus tanggung jawab yang sudah beberapa tahun saya jalani. Sekilas dulu saya membayangkan ini adalah hal yang sederhana karena yang ada dalam benak saya mengatur keuangan hanya membagi pendapatan ke dalam pos-pos pengeluaran. 

Tapi kemudian diketahui bahwa paradigma tersebut bukanlah tuntunan yang baik untuk mengatur keuangan, melainkan cara cepat menghabiskan uang.

Kewalahan dalam mengatur keuangan pun semakin terasa manakala bulan Ramadan tiba.  Isi dompet cepat terkuras dan tabungan terpaksa dikeluarkan lebih cepat. Padahal rasanya uang yang dibelanjakan sudah sesuai kebutuhan. Kenyataan bahwa saat puasa kita hanya makan dua kali ternyata bertolak belakang dengan kenyataan lain, yakni pengeluaran keuangan membengkak.

Barulah kemudian saya menyadari bahwa apa yang kita anggap sebagai "kebutuhan" pada bulan Ramadan, seringkali lebih tampak sebagai "keinginan-keinginan" dan "kebiasaan-kebiasaan" yang muncul atas dorongan nafsu konsumerisme. Dari sinilah saya mulai memperbaiki pandangan dan strategi mengatur keuangan Ramadan agar lebih baik.

Efeknya, apa yang saya syukuri selama Ramadan beberapa tahun belakangan adalah lebih mampu menekan sifa-sifat boros dan mengendalikan "gaya hidup khas Ramadan". Malah saya tetap bisa berhemat untuk menabung.

Ramadan tahun ini misalnya, sejak awal bulan saya langsung menyisihkan beberapa rupiah untuk ditabung. Dana itu langsung saya setorkan ke rekening agar tidak ada godaan untuk menggunakannya selama Ramadan. 

Seringkali menunda keputusan menabung meskipun dananya telah tersedia, justru memancing sikap permisif untuk membelanjakannya. Kalau sudah demikian, keinginan untuk berhemat dan menabung biasanya hanya tinggal wacana.

Setelah itu baru saya menentukan kebutuhan untuk Ramadan. Dengan pola hidup dan rutinitas yang tak jauh berbeda antara Ramadan dan hari-hari biasa, alokasi pengeluaran untuk kebutuhan Ramadan saya sesuaikan seperti kebutuhan pada hari-hari biasa. 

Prioritas pengeluaran rutin seperti uang makan, uang transportasi, uang pulsa, biaya listrik, dan kebutuhan pribadi lainnya tidak berubah. Dengan kata lain, selama Ramadan pengeluaran saya untuk kebutuhan dasar tetap mengikuti alokasi bulanan seperti biasanya. Bahkan, cenderung berkurang karena saat puasa kebutuhan makan hanya dua kali.

Selisih alokasi yang pada hari biasa ditujukan untuk kebutuhan makan tiga kali per hari kemudian saya alihkan ke pos pengeluaran kebutuhan tambahan selama Ramadan. Seperti membeli buahan-buahan, kurma, dan takjil. Urusan membeli takjil pun sekarang saya tak lagi jor-joran seperi beberapa tahun lalu. Dulu saya suka membeli banyak takjil seperti gorengan, kue-kue manis, dan jajanan lain. 

Akibatnya pengeluaran untuk berbuka menjadi lebih besar dan boros. Kini kebiasaan itu sudah jauh berkurang. Bukan tidak membeli takjil sama sekali, tapi lebih disiplin dalam hal alokasi pengeluaran yang telah ditetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun