Lihat ke Halaman Asli

wardani olive

tidak ada keterangan

Program Sejuta Rumah yang Sukses

Diperbarui: 10 Januari 2019   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebutuhan untuk memiliki rumah yang layak huni merupakan salah satu hak dasar manusia. Hal ini membuat pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) memasukkan sektor perumahan dalam prioritas kerjanya.

Dalam pemerintahan Jokowi-JK, sektor perumahan masuk dalam Nawacita kelima, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, yang diimplementasikan dalam bentuk menyediakan rumah yang layak bagi masyarakat melalui Program Sejuta Rumah. Program ini pertama kali dicanangkan oleh Presiden Jokowi pada 29 April 2015 di Ungaran, Jawa Tengah. Sejak dicanangkan sampai saat ini pemerintah telah berhasil mendongkrak pembangunan rumah yang sangat signifikan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, capaian Program Sejuta Rumah terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2015, Program Sejuta Rumah berhasil tercapai 669.770 unit, 2016 naik menjadi 805.169 unit, dan pada 2017 terealisasi 904.758 unit.

Tahun ini angka realisasi Program Sejuta Rumah juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Jika melihat keberhasilan, Program Sejuta Rumah tersebut tidak terlepas dari peran perbankan dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Peran bank yang paling menonjol dalam menyukseskan Program Sejuta Rumah yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

Sejak pertama kali diluncurkan, BTN sudah berperan sangat signifikan dalam membuat target Program Sejuta Rumah terus tumbuh lebih baik. Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR 2.311.421 unit senilai Rp242,918 triliun.

Jumlah tersebut terdiri atas KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp106,523 triliun dan KPR nonsubsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp136,395 triliun. Tentu pencapaian yang berhasil diraih BTN bukanlah jumlah yang sedikit. Jika 2.311.421 unit rumah diisi 4 orang, maka sekitar 9.245.684 orang telah menikmati hunian yang layak.

Kontribusi BTN terhadap sektor perumahan tersebut diakui banyak pihak, termasuk Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Kedua pemimpin bangsa itu merasa Program Sejuta Rumah tak akan bisa sukses tanpa kontribusi dari BTN.

Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, kini memiliki hunian yang layak bagi masyarakat berpeng hasilan rendah (MBR) tidak lagi sekadar mimpi. Sejak digulirkannya Program Sejuta Rumah, dengan bunga hanya 5% dan DP 1%, rakyat sudah bisa menikmati tinggal di rumah bersubsidi. Salah satu mereka yang beruntung bisa menikmati fasilitas KPR subsidi dari BTN adalah para pengendara ojek daring dan marbot masjid.

Selain bisa mengurangi backlog perumahan, Program Sejuta Rumah juga telah membuat ekonomi rakyat terus menggeliat. Lihat saja ketika dibangun perumahan di kawasan tertentu, maka ekonomi di daerah tersebut bertumbuh, dari kenaikan harga tanah, bermun culannya sentra ekonomi seperti pasar tradisional dan pasar malam hingga menjamurnya dagangan kuliner di kompleks perumahan tersebut. Belum lagi bisnis material bangunan yang banyak permintaan dari para konsumen yang ingin merenovasi rumahnya menjadi lebih cantik.

Terima kasih kepada BTN yang telah membuat mimpi kami memiliki rumah terwujud. Juga kepada pemerintah yang membantu kami dengan angsuran yang murah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline