Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Parfum: Menambah Kepercayaan atau Menutup Kekurangan?

Diperbarui: 1 April 2022   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pria memakai parfum | foto: SHUTTERSTOCK via kompas.com

Bayangkan, orang di depan anda tidak melakukan apa-apa, tiada berkeringat; tapi aroma tubuhnya menyengat bak berhari-hari tak mandi. Kenapa tidak memakai parfum saja?

***

Setiap kita melakukan aktivitas, pasti berkeringat. Keringat dalam jumlah banyak maupun sedikit tetap mengganggu. Sedang aktivitas padat, tidak selalu memberi kesempatan untuk segera mandi. Akibatnya badan menjadi bau. Kalau badan bau, pasti mengganggu hidung orang lain. (Sering, pemilik keringat tak sadar kenikmatan aromanya)

Beberapa tips untuk mengurangi bau akibat keringat yakni memakai deodoran, dan praktisnya semprotkan parfum. Makin tinggi status sosial seseorang, biasanya parfumnya makin mahal. Sebab kelompok ini bertemu dengan banyak orang penting. Tak enak kalau badannya bau.

Tapi parfum mahal tak harus beraroma menyengat toh? Lalu, apa gunanya memakai parfum selain mengalihkan aroma tak sedap pada tubuh?

Bagi sebagian orang, khususnya pria, parfum menjadi salah satu bagian fashion yang membuat penampilan lebih elegan dan berkelas. Bagi sebagian lagi, wangi parfum membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman karena membawa efek relaksasi.

Ada beberapa jenis aroma parfum, misalnya amber, floral, tobacco, honey dan woody. Namun, lebih penting adalah parfum yang dipilih cocok dengan aroma tubuh kita. Sebab, jika aroma parfum tidak berpadu dengan aroma asli tubuh kita, justru membuat pusing orang-orang di sekitar kita.

Aku bertemu beberapa orang yang mengenakan parfum dengan aroma "menusuk" hidung. Apakah mereka tahu memilih parfum, atau asal pokoknya wangi?

Yang petama guru fisika SMP-ku dulu. Perempuan, berbadan tegap, rambutnya lurus perawatan salon, bicaranya nge-bass. Dan, yang mencolok, terkenang sampai sekarang adalah parfumnya beraroma melati. Ibaratnya, dari jarak 10 meter pun kami tahu ibu guru itu datang hanya dari parfumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline