Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Rempah dan Peran Kita Merevitalisasi Warisan Kekayaan Bangsa (Bagian 2)

Diperbarui: 13 November 2021   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berbagai rempah di Indonesia. Sumber: SHUTTERSTOCK/KRZYSZTOF STUSARCZYK via KOMPAS.com

(sebelumnya)... Beda zaman, lain pula tantangannya. Dari 7.000 jenis rempah yang ada, sejauh ini baru dimanfaatkan 4%. Kondisi memprihatinkan, jika tidak mau dikatakan kemunduran.

Bagaimana harus melanjutkan perjuangan?

Mengembalikan kejayaan rempah adalah bentuk perjuangan masa kini. Sebagaimana bangsa-bangsa Eropa di masa lampau ditantang mengarungi samudera dengan resiko nyawa melayang demi mendapat rempah dari sumbernya; kita sebagai ahli waris rempah juga punya tantangan tak kalah besar.

Tantangan itu yakni mendobrak pola pikir lama, membangun kesadaran baru bahwa rempah-rempah, warisan kekayaan negeri harus dilestarikan. Di sinilah pentingnya peranan ABCG, yakni Academic, Bussiness, Community, Government. Semua pihak harus gotong-royong mengambil bagian. Berikut ini beberapa upaya yang bisa ditempuh.

1) Budaya mengonsumsi rempah

Sejak ribuan tahun sebelum masehi, Bangsa Mesir kuno memakai rempah-rempah untuk mengawetkan jasad Firaun (proses mumifikasi). Bentuk penghormatan pada raja yang agung. Kebudayaan serupa dilakukan oleh Bangsa Yahudi, Roma dan Itali. Bagaimana dengan kita?

Tradisi minum jamu telah dilakukan nenek moyang kita sejak 1300 M---dua abad sebelum kedatangan bangsa Eropa---sebagai minuman kesehatan, untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bahan dasarnya tentu saja dari rempah-rempah asli Nusantara seperti kunyit, temulawak, lengkuas, jahe, kencur dan kayu manis.

Konon, rahasia kesehatan dan kesaktian para pendekar dan petinggi-petinggi kerajaan Nusantara berasal dari latihan dan kebiasaan mengonsumsi ramuan herbal. Oleh sebab itu, minuman khas Indonesia ini harus menjadi kebanggaan kita seperti halnya Ayurveda dari India dan Zhongyi dari Cina.

Sadar atau tidak, dalam keseharian kita sudah mengonsumsi rempah-rempah melalui makanan. Soto, opor, rendang, rawon maupun masakan lainnya. Aku dan istri pun tidak dapat lepas darinya. Dalam keseharian, istri pasti memasak dengan bahan rempah-rempah. Salah satunya, ikan arsik, makanan khas Batak. Untuk satu jenis masakan saja, diperlukan setidaknya tiga belas jenis rempah Indonesia.

Selain masakan berbahan rempah-rempah, kami terbiasa mengonsumsi berbagai minuman rempah. Seperti wedang jahe+sereh, kunyit asam, beras kencur dan temulawak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline