Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rempah dan Peran Kita Merevitalisasi Warisan Kekayaan Bangsa (Bagian 2)

7 November 2021   22:32 Diperbarui: 13 November 2021   21:05 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai rempah di Indonesia. Sumber: SHUTTERSTOCK/KRZYSZTOF STUSARCZYK via KOMPAS.com

(sebelumnya)... Beda zaman, lain pula tantangannya. Dari 7.000 jenis rempah yang ada, sejauh ini baru dimanfaatkan 4%. Kondisi memprihatinkan, jika tidak mau dikatakan kemunduran.

Bagaimana harus melanjutkan perjuangan?

Mengembalikan kejayaan rempah adalah bentuk perjuangan masa kini. Sebagaimana bangsa-bangsa Eropa di masa lampau ditantang mengarungi samudera dengan resiko nyawa melayang demi mendapat rempah dari sumbernya; kita sebagai ahli waris rempah juga punya tantangan tak kalah besar.

Tantangan itu yakni mendobrak pola pikir lama, membangun kesadaran baru bahwa rempah-rempah, warisan kekayaan negeri harus dilestarikan. Di sinilah pentingnya peranan ABCG, yakni Academic, Bussiness, Community, Government. Semua pihak harus gotong-royong mengambil bagian. Berikut ini beberapa upaya yang bisa ditempuh.

1) Budaya mengonsumsi rempah

Sejak ribuan tahun sebelum masehi, Bangsa Mesir kuno memakai rempah-rempah untuk mengawetkan jasad Firaun (proses mumifikasi). Bentuk penghormatan pada raja yang agung. Kebudayaan serupa dilakukan oleh Bangsa Yahudi, Roma dan Itali. Bagaimana dengan kita?

Tradisi minum jamu telah dilakukan nenek moyang kita sejak 1300 M---dua abad sebelum kedatangan bangsa Eropa---sebagai minuman kesehatan, untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bahan dasarnya tentu saja dari rempah-rempah asli Nusantara seperti kunyit, temulawak, lengkuas, jahe, kencur dan kayu manis.

Konon, rahasia kesehatan dan kesaktian para pendekar dan petinggi-petinggi kerajaan Nusantara berasal dari latihan dan kebiasaan mengonsumsi ramuan herbal. Oleh sebab itu, minuman khas Indonesia ini harus menjadi kebanggaan kita seperti halnya Ayurveda dari India dan Zhongyi dari Cina.

Sadar atau tidak, dalam keseharian kita sudah mengonsumsi rempah-rempah melalui makanan. Soto, opor, rendang, rawon maupun masakan lainnya. Aku dan istri pun tidak dapat lepas darinya. Dalam keseharian, istri pasti memasak dengan bahan rempah-rempah. Salah satunya, ikan arsik, makanan khas Batak. Untuk satu jenis masakan saja, diperlukan setidaknya tiga belas jenis rempah Indonesia.

Selain masakan berbahan rempah-rempah, kami terbiasa mengonsumsi berbagai minuman rempah. Seperti wedang jahe+sereh, kunyit asam, beras kencur dan temulawak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun