Lihat ke Halaman Asli

Wachid Hamdan

Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Ini Cara agar Kamu Tertawa bersama Tuhan

Diperbarui: 12 April 2024   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam lika-liku kehidupan, Tentu akan banyak pengalaman serta proses pendewasaan yang dialami. Mulai dari warna keluarga, sahabat, tetangga, sekolah, kenakalan, kebaikan, dan proses kehidupan lainnya. Beberapa hal tersebut sudah barang tentu akan memengaruhi tiap-tiap individu seorang manusia. Bahkan kita tidak punya ketetapan pasti pada waktu esok yang akan terjadi. Sungguh hidup ini terselimuti misteri. Nah, maka dari itu mari merenung bareng!

Hidup serasa sumpek, merasa kalau diri kita tidak berguna, tidak dihargai orang lain, dan beberapa keadaan tertekan lain, sering menjadi sebap awal ruwetnya hidup. Makan tidak tenang, minum kadang tersedak, dan merasa kalau dunia ini tidak adil, sering menjadi rentetan suasana yang tidak asyik. Masak sih kita mau berlama-lama dengan kondisi itu? Sungguh tiada dusta, merana sekali rasanya.

Suasana Runyam dan Tantrum yang Membosankan

Rumitnya kehidupan sebenarnya disebapkan oleh kita sendiri. Entah tertekan karena melihat pencapaian orang lain, memaksa diri untuk selalu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, dan berbagai kebiasaan lainnya yang pada akhirnya memeluk mesra pada kondisi over thingking. Harus dipahami, kalau banyak hal yang memang berbeda antara satu manusia dengan manusia lain. Seperti: Kelamin, Orang tua, tempat asal, warna kulit, hobi, dan berbagai keunikan lain yang pastinya tidak sama. Jadi, kenapa harus pusing karena hanya ejekan orang? Wong, sudah jelas kalau kita itu berbeda.

Sebenarnya kita itu mencari apa sih? Mau bahagia dengan cara yang bisa kita buat dengan cara kita sendiri, atau malah mengukur bahagia dengan omongan orang lain yang sudah jelas tidak pas untuk kita?  Tapi anehnya banyak dari kita malah terjebak pada opsi ke dua. Hidup kayak-kayak edan, suntuk, hawanya kayak ingin berantem dengan pohon pisang, dan sikap-sikap gokil lain yang unfaedah.

"Mengapa kita harus pusing dengan standar hidup yang dibuat orang lain? Padahal kita tahu hadirnya kita di dunia itu sudah membawa janji dan bahagia yang telah diberi Tuhan."

Mari Raih Senyum dari Cara Kita Sendiri

Setelah sedikit mengulik masalah kehidupan seperti hal di atas, lantas apa solusi awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik? Bila merujuk dari nasihat para ulama, maka kita harus mengenali diri kita secara menyeluruh. Baik dari segi kebiasaan, perilaku, hobi, mau pun potensi-potensi yang ada pada diri kita. Karena dengan begitu kita akan melihat betapa Allah Swt sangat baik pada diri kita. Dia lah yang memberikan mata, hidung, telinga, mulut, pencernaan, dan jantung yang memompa darah. Sehingga kita dapat hidup dengan merdeka.

Selain itu, mengenali diri sendiri juga akan memberikan dampak baik pada pergaulan kita. Kita akan menjadi pribadi yang anti mendang-mending, paham mana yang kita suka mau pun tidak, memiliki pendirian yang kuat, dan Tidak mudah goyah karena sindiran orang lain. Karena dengan hal tersebut, kita dapat lebih mudah memetakan langkah untuk kehidupan yang lebih baik. Kita Paham potensi berikut kekurangan yang kita miliki. Jadi setidaknya semua yang dijalani itu memiliki arah jelas.

"Bahagia itu bersumber dari kesadaran dirimu sendiri. Bukan dari pendapat orang lain."

Maknai Hidup dengan Tawa dan Kebijaksanaan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline