Lihat ke Halaman Asli

Vivi Vivi

Full time working single Mom.

Bisnis Recehan yang Penting Halal, Walau Sedikit Bisa Jadi Bukit

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asslm Wr Wb, salam sejahtera untuk kita semua

Ini adalah tulisan aku yang kedua di Kompasiana, jadi masih berhubungan dengan tulisan aku yang pertama. Masih ingat salah seorang teman wanita saya, yang setiap kali kita berjumpa pasti mengeluhkan tidak punya uang, pusing bayar tagihan, gaji suami tidak cukup, ujung-ujungnya pinjam uang alias berhutang.  Tidak punya mempunyai sumber penghasilan sendiri, bergantung kepada suami dan orang lain untuk membiayai  biaya hidup sehari-hari. setelah diberi opsi untuk mencari penghasilan sendiri, beliau memilih di bidang makanan dan sekarang memilik katering kecil-kecilan sehingga mendapatkan penghasilan untuk diri sendiri.  Dia tidak lagi bergantung kepada suami, dan yang penting jarang berhutang sehingga kita tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi jika melihat beliau datang ke sekolah :)

Allah SWT memberikan kita keahlian dan bakat yang berbeda, ada yang bisa memasak,  ada yang bisa menjahit, ada yang bakat mengajar jadi guru les pelajaran sekolah, dan lain-lain.  Ada banyak pilihan dan peluang untuk mendapatkan penghasilan, seperti beberapa contoh di atas, semua berpulang kepada individu masing-masing dan seberapa jeli kita melihat peluang tersebut.  Kita perlu memaksimalkan keahlian kita untuk menjemput rejeki halal yang disiapkan Allah SWT, walaupun recehan kalau kita lakukan sepenuh hati, bisa jadi pendapatan yang kita terima bisa lebih besar dari gaji bulanan kantor.

Ada yang juga yang ingin langsung bisa mendapatkan penghasilan yang besar, yang recehan sama sekali tidak dilirik, boleh-boleh saja punya cita-cita yang tinggi, selalu waspada dengan segala bentuk informasi karena penipuan marak terjadi.  Pengalaman saya beberapa kali mempertemukan saya dengan orang yang bercakap besar dan sombong, orang seperti ini biasanya hanya tong kosong, makin kosong making nyaring bunyinya.  Kebalikan dengan pengusaha yang hebat, mereka santun dalam melakukan bisnis transaksi.  Jangan berharap muluk untuk mendapatkan proyek dengan nilai juta-jutaan, milyar-milyaran bila kita tidak mempunyai pengalaman di bidang yang tidak sesuai dengan passion dan keahlian yang kita punya. Bisa saja yang terjadi malah uang kita banyak keluar, proyek yang dijanjikan hanya omong kosong belaka.

Bisnis yang recehan di awal, kalau kita lakukan dengan sepenuh hati dan serius, bisa menjadi bukit lhoo. Seperti contoh di atas, tidak banyak orang yang mau jual gorengan, saingan dengan abang-abang tetapi kalau prodak yang kita jual (walaupun sama bahannya) tapi dikemas secara unik dan enak, orang pasti cari kita.  Kreatifitas dan cara menjual juga after sales service yang berbeda akan membuat orang ingat kepada kita bila memerlukan barang/jasa yang sama.  Berbeda dan unik dalam norma-norma yang berlaku di masyarakat.  Memang untuk memulainya perlu perjuangan, doa, dan air mata, LebaiMode ON.  Ow iya, sebagai alternatif, kalu merasa tidak punya keahlian sama sekali, Multi Level Marketing/MLM bisa dijadikan alternatif.  Aku sedang membuat draft tulisan sebagai pelaku MLM, dilihat dari sudut pandang ku tentunya.

Question: Sebenarnya yang mahal itu gaya hidup atau biaya hidup ya? Misalnya, setiap hari kita beraktifitas keluar rumah, kita biasa naik kendaraan umum, bisa pilih: bis/taksi/ojek/becak atau nebeng teman/tetangga yang satu jurusan.  Bisa dilihat mana yang lebih murah dan mana yang lebih mahal, padahal tujuan sama hanya pilihan kendaraan/uang yang dikeluarkan yang berbeda. Udah tau uang nya tiris, milih naik taksi karena terlambat, akhirnya gaji 7 Juta koma sekian tidak cukup, yang terjadi malah baru tanggal 7 sudah koma tidak punya uang akhirnya malah ngutang, gali lobang tutup lobang.  Gak enak lho gak punya uang, saya pernah merasakan nya. Memang uang bukan segalanya, tapi segalanya perlu uang, right?

Sekian dulu dari saya, tanpa bermaksud menyinggung salah satu pihak, saya mengucapkan terima kasih telah berkenan membaca catatan harian aku. Semoga bisa mengambil intisari dari tulisan di atas. Selamat beraktifitas

Wasslm, Vivi Vivi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline