Lihat ke Halaman Asli

Bantu, Kenal, Transparan

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_114450" align="aligncenter" width="300" caption="Peresmian Yayasan Anak Didik"][/caption]

Jakarta, 26 Mei 2011- Pada tingkat SMA,  jumlah siswa putus sekolah mencapai 4,6 persen dari total 9,11 juta siswa atau sekitar 419 ribu siswa. Pada tingkat SMA pula jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat tinggi, yaitu sebanyak 59,8 persen atau sekitar 5,4 juta siswa.

Sementara, saat ini tercatat 4,66 juta mahasiswa. Dari jumlah ini, 6,31 persennya merupakan mahasiswa dari kalangan ekonomi kurang mampu. Remaja (usia 13-18 tahun) adalah generasi penerus dan calon pemimpin di masa depan. Untuk menyelamatkan masa depan remaja Indonesia dengan tetap bersekolah.

Yayasan Anakdidik resmi diluncurkan pada 26 Mei 2011, Yayasan ini dibentuk untuk meringankan beban biaya sekolah anak-anak yang duduk di bangku SMU dan sederajat. Saat ini, Yayasan Anakdidik sudah memiliki sekitar 200an anak asuh yang dibantu di daerah Flores, Kepulauan Seribu dan Jakarta.

Lutfi Ahadi Arianto, Ketua Yayasan Anakdidik mengatakan,: “dengan slogan Bantu, Kenal, dan Transparan, yayasan ini mencoba membantu masyarakat Indonesia yang memiliki rezeki berlebih namun tidak tahu bagaimana cara menyalurkannya, juga mengenalkan siapa anak asuh yang dibantu dan akan dilaporkan secara transparan, Sehingga tidak ada kekhawatiran uang yang disumbangkan tersebut diselewengkan”.

Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan, semua laporan keuangan akan dipaparkan di web milik mereka : www.anakdidik.org , semua orang bisa mengakses laporan keuangan ini tanpa ada password. Yayasan Anakdidik membuka kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadi donatur hanya dengan menyisihkan penghasilan mereka Rp 1,5 juta pertahun. Nantinya uang tersebut akan diberikan setiap bulannya dan per bulan, Yayasan Anakdidik hanya memotong Rp 10.000 dari sumbangan tersebut per anak untuk biaya administrasi dan biaya operasional Yayasan Anakdidik. “Tidak ada satu rupiah pun yang tidak akan diketahui oleh publik”.

Artis Arlan Djoewarsa dan Astrid terlibat sebagai endorser Yayasan Anakdidik, berusaha mempertemukan antara donatur dan masyarakat yang membutuhkan bantuan. Astrid mengatakan :”kita membantu orang untuk menghubungkan donatur dan yang perlu dibantu. Sebagai musisi kita bantu bahwa yayasan tersebut ada, sehingga orang-orang yang membantu atau dibantu tahu harus ke mana. Jadi kita di sini sebagai corong".

Yayasan Anakdidik membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin membantu meringankan biaya anak-anak yang terancam tidak bisa melanjutkan SMU lewat situs mereka www.anakdidik.org baik secara personal ataupun perusahaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline