Lihat ke Halaman Asli

Tovanno Valentino

TERVERIFIKASI

Hanya Seorang Pemimpi

Sindrom Kekuasaan Jelang Pemilu 2024

Diperbarui: 4 Oktober 2021   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : wonderfulmind.net

Lha kok malah masuk ke genre politik? Ya kan blogger aka penuluis sekalipun ada embel-embelnya. Ya boleh dong, sejauh gak melanggar term and condition atau content privacy kompasiana.com yang tentu udah include syarat kepatuhan kepada hukum, norma dan peraturan-perundangan yang berlaku di NKRI. 

Buset dah....belon nulis sudah meng-claim gak bakal melanggar, haha. Dibantai pembaca baru tau! Resiko.

Udah ah, basa-basinya.

Kalo tulisan ini dianggap kepengen ikut-ikutan membahas dan memanas-manasi persiapan Pemilu yang masih 2 tahun lagi, ngapain wong beropini menggunakan hak konstitusi masak gak boleh? Lagian saya siapa coba, gak ngaruh lagi.

Lha jangankan saya, baik parpol dan para calon yang "ngebet" udah pada pemanasan bahkan kurang jotos-jotosan saja kan?  Malah udah mulai sejak lama kok ya, tul gak?. 

Apalagi dipanas-panasi sama media online  yang rupa-rupa warnanya dan tentusaja media sosial.  Ya nilai saja sendiri. Jadi tulisan ini, Malah udah telat kali, tapi baca dulu sampai selesai ya.

Saya gak terlalu ngikuti persiapan KPU untuk Pemilu 2024, Pilkada serentak. Begitu pula gak terlalu mau membahas RUU pemilu, atau tempatnya revisi UU Pemilu, yang sebenarnya gak masuk Program legislasi nasional (Prolegnas) Prioritas 2021, entah kapan disahkan. Atau malah sudah mendahului Prolegnas? Koreksi kalau sudah ya

Begitu juga, sebenarnya gak terlalu ngikuti banget berita terkait persoalan politik di tanah air ini dengan serius, baik daerah maupun di pusat. 

Tapi karena apa lacur gabung di beberapa WAG (WA Group), banyak mendapat tautan "heboh" terkait dengan masalah politik dan senada, dan kadang sering menikmati perdebatan yang seru dimana-mana, mau WAG, sosmed, bahkan video-video "panas" (bukan X ya) di kanal-kanal youtube yang bertaburan. 

Lebih dari itu, standar-standar saja lah, ada waktu ya  ngebaca media mainstream online (tervalidasi) dan menikmati dengan senyum dan menambah kerutan di dahi ketika menyaksikan perdebatan baik di salauran berita  TV, atau siaran tunda TV  dan tentunya ulasan para politikus melalui kanalnya di youtue.com, yang rasanya "nano nano"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline