Lihat ke Halaman Asli

Hati yang Kembali

Diperbarui: 9 Mei 2021   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Suradin belum dapat memberikan jawaban pasti atas permintaan Mak Badriah, ibunya. Dengan panjang lebar Mak Badriah  telah menyampaikan hal terkait perjodohannya dengan Nurma, gadis anak tetangganya. Mak Badriah mengharapkan gadis itu menjadi menantunya, yang berarti berbesanan dengan Umi Salimah, sahabat di masa kecilnya yang masih ada hubungan kekerabatan. Berarti juga berbesanan dengan orang berada, keluarga baik-baik, terpelajar dan terpandang di lingkungannya.  

Suradin telah lulus kuliah dua tahun lalu dan kini menjadi guru di Madrasah Aliyah swasta, sedangkan Nurma baru beberapa bulan meraih gelar sarjana komunikasi di kampus ternama di Semarang. Menurut perhitungan Mak Badriah, jika Suradin berjodoh dengan Nurma akan banyak kebaikannya. Oleh karena itu ketika ibunda Nurma mengajak berbesanan Mak Badriah segera menanggapinya dengan sikap positif.

Menyusul, Mak Badriah mimpi bertemu Haji Murad, ayahanda Nurma. Kata Haji Murad, perjodohan Nurma dan Suradin harus dijadikan. Mak Badriah mempercayai mimpinya itu sebagai petunjuk dari yang mahakuasa.

"Bagaimana Sur, kamu mau kan?" Mak Badriah mengulang pertanyaannya.

Suradin masih enggan menjawab. Dia khawatir jika menjawab 'tidak' akan melukai perasaan ibunya.

"Kita ini apalah Sur dibanding dengan keluarganya. Mak kira kalian sepadan, sama-sama sarjana, meskipun beda jurusan. Beda jurusan kan tidak apa-apa, asal jangan beda keyakinan, beda agama."

"Mak, beri saya waktu beberapa hari untuk mempertimbangkannya."

"Nurma itu cantik, Sur. Anaknya sudah ditanya, katanya mau. Katanya, kamu orangnya baik Sur. Dewasa. Dia cocok sama kamu Sur. Kesempatan bagus tidak datang dua kali Sur."

"Sudahlah Mak, sekarang Mak tenang saja." Suradin enggan bicara lebih banyak.

"Segera beri jawaban Sur. Kamu jangan ragu meskipun kita tidak punya cukup biaya untuk menikahinya. Haji Murad bersedia menanggung biaya resepsi pernikahannya nanti. Untuk mas kawin yang penting cukup syarat, Sur. Nurma tidak akan meminta yang macam-macam. Dia mengerti keadaan kita. Kalau cincin emas tiga gram dan seperangkat alat salat mudah-mudahan bisa kita usahakan."

"Coba Mak rundingkan juga hal itu dengan bapak."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline