Lihat ke Halaman Asli

Untay R. Suhanto

Happy Person

Di Balik Dinding STOVIA: Di Sinilah Mimpi Indonesia Merdeka Lahir

Diperbarui: 20 Mei 2025   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1747732478267-682c49cec925c470f3344887.jpg

1747732478249-682c4a0e34777c08b82e7e02.jpg

1747732478213-682c49f2c925c402d02a72b2.jpg

Sudah lama ingin berkunjung ke museum ini,  Alhamdulillah terwujud juga. Waktunya sudah agak lama. Bertepatan hari ini tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional, saya dokumentasikan di sini walaupun foto-foto tidak disertakan semua. Museum Kebangkitan Nasional: Dari Gedung Sekolah ke Titik Bangkitnya Indonesia. 

Di jantung ibu kota Jakarta, berdiri sebuah bangunan tua yang menyimpan jejak penting sejarah bangsa. Tidak terlalu mencolok dibandingkan gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya, namun nilai sejarahnya jauh lebih tinggi dari sekadar dinding dan jendela tua. Itulah Museum Kebangkitan Nasional tempat di mana semangat Indonesia untuk bangkit pertama kali dinyalakan.

Bukan Sekadar Museum
Museum ini dulunya adalah gedung STOVIA, singkatan dari School tot Opleiding van Inlandsche Artsen. Didirikan pada awal abad ke-20, sekolah ini menjadi tempat pendidikan dokter pribumi di tengah masa kolonial Belanda. Tapi siapa sangka, dari tempat ini pula lahir generasi muda yang bukan hanya cerdas dalam ilmu kedokteran, tapi juga tajam dalam menyadari ketidakadilan penjajahan.

Tokoh-tokoh seperti dr. Soetomo, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Ki Hajar Dewantara yang kemudian dikenal sebagai pahlawan nasional pernah berjalan di lorong-lorong gedung ini. Mereka bukan sekadar pelajar, tapi juga pemikir, pembaharu, dan penggerak bangsa.

20 Mei 1908: Titik Balik Bangsa
Tanggal 20 Mei 1908 menjadi catatan penting. Di aula STOVIA, para pelajar mendirikan organisasi bernama Budi Utomo. Meski awalnya bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan, inilah organisasi modern pertama yang memperjuangkan kepentingan pribumi secara kolektif. Gerakan ini kemudian menjadi pemicu lahirnya berbagai organisasi pergerakan nasional lainnya, yang kelak menuntun Indonesia menuju kemerdekaan.

Hari berdirinya Budi Utomo inilah yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Sebuah peringatan bahwa perubahan besar bisa bermula dari gagasan dan kerja keras anak muda.

Menjadi Museum, Menyimpan Semangat
Tahun 1974, bangunan STOVIA secara resmi dijadikan Museum Kebangkitan Nasional. Fungsinya tak lagi untuk mendidik dokter, tapi untuk merawat memori kolektif bangsa. Di dalamnya terdapat berbagai ruang yang masih mempertahankan bentuk asli: ruang kuliah, asrama, ruang makan, serta aula tempat Budi Utomo lahir. Koleksi foto, patung, diorama, dan dokumen sejarah membuat pengunjung seolah kembali ke masa lampau.

Bagi generasi muda, museum ini menjadi jendela untuk melihat bagaimana anak-anak muda dulu tidak tinggal diam menghadapi ketertindasan. Mereka belajar, berpikir, berorganisasi, lalu bertindak.

Bangkit Hari Ini, Bukan Sekadar Romantisme
Seringkali kita menganggap sejarah hanya sebagai kisah masa lalu. Tapi Museum Kebangkitan Nasional justru mengingatkan kita bahwa "kebangkitan" bukan hanya soal dulu, tapi juga sekarang. Dulu, lawannya adalah kolonialisme. Hari ini, tantangan kita adalah kebodohan, ketimpangan, intoleransi, dan kehilangan identitas.

Kebangkitan masa kini adalah soal membangun negeri dengan pengetahuan, kerja nyata, dan solidaritas. Nilai-nilai itulah yang ditanamkan museum ini.

Jadi, saat Anda berjalan melewati Jalan Abdurrahman Saleh di Jakarta Pusat, sempatkanlah mampir ke museum ini. Duduklah sejenak di aula tempat Budi Utomo lahir. Dengarkan bisikan sejarah yang masih hidup. Dan tanyakan pada diri sendiri: "Sudahkah saya ikut membangkitkan bangsa ini hari ini?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline