Lihat ke Halaman Asli

Umi Kulsum

Part Time Working Mom, Full Time mommy

Habiburahman El Shirazy : Dari Pena ke Layar Lebar

Diperbarui: 16 Oktober 2025   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Wikipedia

Habiburrahman El Shirazy, yang biasa dipanggil Kang Abik, lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 30 September 1976. Pendidikan awalnya di MADIN dan pesantren di Mranggen, Demak, kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta.

Setelah itu, beliau melanjutkan studi ke Universitas Al‑Azhar, Kairo (Fakultas Ushuluddin, jurusan Hadis), dan meraih gelar pascasarjana (Postgraduate Diploma, Pg.D) di bidang kajian Islam. Selama di Mesir, dan setelah kembali ke Indonesia, ia aktif dalam dunia literasi, dakwah, pendidikan, serta kepenulisan novel‑novel berunsur religi yang digemari masyarakat.

Karya‑karya novelnya sering mengangkat tema cinta dalam bingkai agama, ujian moral, tanggung jawab, persahabatan, serta idealisme Islam. Beberapa novelnya juga diadaptasi ke film dan sinetron, sehingga pengaruhnya cukup besar di budaya populer Indonesia.

Habiburrahman El Shirazy adalah salah satu novelis religius terkemuka di Indonesia yang berhasil menyatukan elemen cinta dan iman dalam karya‑karyanya. Dengan latar pendidikan Islam yang kuat dan pengalaman hidup sebagai mahasiswa perantau, ia sudah menulis banyak cerita yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan menginspirasi. 

Rekomendasi Karya Habiburrahman El Shirazy di Baca Buku !

1. Ayat-Ayat Cinta

Sumber : bacabuku.com

Ayat-Ayat Cinta mengisahkan perjalanan hidup Fahri bin Abdillah, seorang mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Fahri dikenal sebagai sosok yang cerdas, taat beragama, dan sederhana. Kehidupannya diwarnai oleh berbagai ujian, mulai dari tekanan akademik, fitnah sosial, hingga dilema cinta yang rumit. Ia terlibat dalam hubungan emosional dengan beberapa wanita—Maria, gadis Kristen Koptik yang lembut; Nurul, putri seorang kyai; Noura, gadis Mesir yang penuh luka; dan Aisha, wanita salehah yang menjadi istrinya.

Di tengah ujian cinta dan fitnah yang menimpa dirinya, Fahri tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam dan kejujuran. Novel ini tidak hanya mengangkat kisah cinta, tetapi juga menggambarkan konflik sosial, religiusitas, dan keindahan moral dalam kehidupan seorang muslim yang hidup di perantauan. Dengan balutan bahasa puitis dan nuansa spiritual yang kuat, Ayat-Ayat Cinta menyampaikan pesan bahwa cinta sejati adalah cinta yang menguatkan iman dan membawa kebaikan.

2. Dalam Mihrab Cinta

Sumber : bacabuku.com

Dalam Mihrab Cinta mengisahkan perjalanan hidup Syamsul Hadi, seorang santri cerdas dari pesantren kecil yang harus menghadapi fitnah besar dalam hidupnya. Ia dituduh mencuri di pesantren tempat ia menuntut ilmu, padahal tidak bersalah. Akibat tuduhan tersebut, Syamsul diusir dan mengalami tekanan sosial yang membuatnya kehilangan arah dan jatuh ke jalan yang salah. Namun, di tengah keterpurukan dan kegelisahan batin, ia berusaha bangkit kembali, mencari jati diri, dan memperbaiki kehidupannya dengan memegang teguh nilai-nilai keimanan dan taubat.

Cerita ini menggambarkan bagaimana seseorang yang jatuh karena ketidakadilan bisa bangkit melalui kekuatan cinta, iman, dan kesempatan kedua. Selain kisah Syamsul, novel ini juga memuat cerita lain seperti Takbir Cinta Zahrana dan Mahkota Cinta, yang semuanya mengangkat tema cinta dalam balutan nilai-nilai spiritual dan moral Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline