Lihat ke Halaman Asli

Ummie Aditya

Saya guru kimia di SMAN 11 Mataram, lakukan hal-hal positif di setiap hembusan nafasmu adalah moto dalam hidupku.

Asaku di Balik Lakumu

Diperbarui: 29 Januari 2023   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kurebahkan tubuh mungilku di atas kasur, badanku seperti remuk redam setelah berkutat dengan segudang kegiatan latihan dalam rangka menyambut kedatangan para tamu undangan di acara symposium guru penggerak angkatan 2 kabupaten Lombok Barat.

Ku hidupkan kipas angin yang berdiri tegak di sudut kamarku, kepalaku terasa begitu berat, mataku pun sudah meminta belas kasih untuk dipejamkan. Baru saja mata ini tertutup tiba-tiba gawaiku terdengar bergetar indah, ku lirik ada chat WhatsApp yang masuk dari seseorang yang no hp nya tidak ku simpan. Belum sempat ku baca ku lemparkan kembali hp ku kemudian aku memilih untuk memejamkan mataku kembali. Entah berapa lama aku pulas tertidur, begitu ku buka mataku jam di hpku sudah menunjukkan pukul 17.00 WITA, Aku langsung terloncat dari tempat tidurku karena belum sholat ashar.

Setelah mandi dan sholat ku raih lagi benda pipihku, ku buka chat demi chat yang masuk, mataku tertuju pada salah satu chat yang tak kuketahui dari mana karena no nya no asing.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh, ibu apa Khabar, apakah ibu masih mengingatku?."bunyi chatnya"

Karena penasaran ku coba melihat foto profilnya tapi tetap saja memoriku tak mampu mengingat siapa yang menghubungiku.

Mohon maaf ibu gak inget siapa kamu."jawabku".

Tidak lama kemudian dia membalas chatku, tapi kali ini balasannya berupa foto lama. Aku terhenyak ternyata dia adalah siswaku zaman dulu, sudah lama sekali sekitar dua belas tahun yang lalu, pantas saja aku tidak begitu mengingatnya.

Setelah itu gak ada chat lagi yang masuk, aku kemudian kembali bercengkrama dengan teman baikku yang selama ini selalu menemani hari-hariku yakni laptop putih yang akhir-akhir ini sering mengalami gangguan.

Malam harinya aku sibuk mempersiapkan segala perlengkapan untuk kebutuhan kemah. Aku dan beberapa temanku akan mengadakan kemah di pantai Malimbu, segala perlengkapan aku siapkan dari sekarang karena khawatir esok ada yang terlupa.

Pagi buta, ketika sang mentari belum menampakkan sinarnya ku buka mataku, ku basuh mukaku dan kusucikan diriku. Dalam sujud panjang ku kupasrahkan hidupku pada sang pemilik takdir Allah Tuhan yang maha kuasa.

Ketika jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, segera ku anter si kecil ke rumah bibinya, aku memutuskan untuk tidak membawanya ikut serta karena alasan keamanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline