Lihat ke Halaman Asli

Dilema Orangtua terhadap Pendidikan Anak di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 9 Agustus 2022   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 2020, dunia dikejutkan oleh wabah virus corona yang sangat menular dan mematikan. Setiap aspek kehidupan telah berubah sebagai akibat dari pandemi global (selanjutnya disebut sebagai pandemi COVID-19). Tak terkecuali dunia pendidikan. Seperti di negara lain, semua sekolah di Indonesia ditutup tanpa batas waktu yang ditentukan.
Saat ini, pemerintah pusat telah mengeluarkan pedoman, salah satunya adalah untuk menghentikan semua kegiatan lembaga pendidikan (tatap muka) untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid 19. Tidak diragukan lagi bahwa pembelajaran dalam (dalam jaringan) memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan akademik anak yang  dituntut untuk belajar mandiri.
Pembelajaran online adalah sistem pembelajaran dimana tidak ada kontak langsung antara guru dan siswa, melainkan pembelajaran berlangsung melalui  internet. Dalam konteks ini, guru juga harus mampu mengelola dan merancang media pembelajaran (media online) sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan pembelajaran dan  mencegah atau memprediksi kebosanan saat pembelajaran model online. merupakan tantangan besar bagi guru.
Adanya  pembelajaran online telah menimbulkan dilema  bagi  yang menjalankannya,  siswa, guru dan terutama orang tua yang perlu mendampingi anaknya dalam belajar, terutama yang memiliki anak lebih dari satu. Tidak jarang banyak orang tua yang frustasi dan  kewalahan dengan pembelajaran online. Anak tentu membutuhkan dukungan dalam belajar. Anda harus menyelesaikan berbagai jenis tugas yang harus Anda kumpulkan dalam waktu yang  ditentukan.
Orang tua memiliki banyak waktu untuk membesarkan anak-anak mereka selama pandemi ini. Orang tua juga bisa mengetahui seperti apa karakter anaknya. Dalam dunia pendidikan, kita harus benar-benar memperhatikan bahasa anak-anak kita. Secara tidak langsung, kita telah mengajari anak-anak kita bagaimana berkomunikasi dengan sikap verbal ketika kita berbicara. Kita harus selalu bersikap sopan dan menggunakan bahasa yang baik, bahkan ketika kita sedang marah. Orang tua perlu mengetahui bahwa hal pertama yang  ditiru oleh anaknya adalah orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, didiklah anak sejak dini dengan bertutur kata yang sopan dan santun, dimulai dengan kebiasaan yang baik. Ada pepatah yang mengatakan bahwa buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. ya seperti itulah hubungan  dengan anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline