Lihat ke Halaman Asli

Mustyana Tya

Penulis, jurnalis dan linguis

Pulau Sali dan Pengelola Bule yang Jumawa

Diperbarui: 22 Mei 2021   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pagi benar kita sudah berlabuh di Pulau Saketa, pulau keempat yang kita singgahi selama ekspedisi di Halmahera Selatan. Saya sudah cantik dan rapi karena jadwal hari ini kita liburan ke Pulau Sali. 

Kebetulan tanggal merah dan semua libur termasuk bank terapung kami. Makanya kami sudah menyewa boat kayu untuk menuju ke sana. Tapi sebelum semuanya siap saya sengaja duduk di tepi dermaga menikmati pagi di Saketa.

Angin berembus pelan dan ikan-ikan sudah lincah berenang-renang di bibir dermaga. Saya menyesap kopi sachet sambil ternsenyum. Nyatanya suasana itu begitu saya rindukan setelah COVID-19 melanda. 

Ketika semua kru sudah siap, termasuk kru kapal, maka kami pun meluncur ke Sali. Semua tampak begitu antusias menyongsong Sali yang katanya ga bisa dimasuki orang sembarangan. Jadi Pulau Sali, tepatnya Pulau Sali Kecil ini adalah pulau resort yang dikelola sama orang Itali. Tentu saja mereka sifatnya menyewa ya bukan pemilik.

Sampai di Sali, sepertinya bule ini langsung paham kalau kami bukan orang sembarangan, tapi gerombolan yang sudah akrab benar dengan dinas pariwisata sini. Jadi mau tak mau bule itu harus nerima kami. Meski dari raut mukanya menunjukkan ketidaksukaan karena kami rame dan berisik. 

Meskipun pas sampai saya kesenengan banget karena tepian pulau ini begitu tenang dan jernih meski terumbunya tidak berwarna warni. Tetapi gegara si bule kutu kupret, dalam hati dia, saya percaya dia lagi ngerendahin kita. 

Akhirnya entah kenapa saya maju paling depan dan berbicara bahasa Inggris ke dia. Sebenernya sih mau nekenin "Lu gak usah sok deh, gw juga bisa bahasa inggris," sembari mengenalkan profesi saya yang punya pride.

dokpri

Akhirnya, setelah masuk dan mengenalkan fasilitas di resort tersebut kami mengobrol. Lagi-lagi dia mengeluhkan soal banyak hal di Indo, soal transportasi ke sini yang mahal, masalah pemboman ikan, dan lain-lain. Itu membuat dia kesal tapi entah kenapa yang bule ini terkesan benar-benar merendahkan semua kebijakan Indo ya tapi lu tahu lah lu cari di mana Malih! 

Akhirnya saya pun bicara potensi Indo yang buat banyak bule nyari makan di sini. Sembari berharap "lu tahu lu lagi manfaatin alam gue keles buat duit," Meskipun saya berterima kasih karena dia ikut memberdayakan masyarakat di sini.

dokpri

Jadi Sali di sini bener-bener mengandalkan bawah laut banget dan banyak wisatawan yang memang nyari ketenangan di sini makanya gak ada tv hahaha... Di sini juga selain banyak spot bawah lautnya yang bagus katanya bisa lihat hiu-hiu juga. Wah keren banget sayang saya gak bisa nyelem hahah. 

Ok setelah berbacot ria, kami bergerak menuju Pulau Sali Besar. Saya heran pas sampai Sali Besar deretan tempat duduk sudah disediakan di depan-depan jalan desa seolah lagi ada hajatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline